google-site-verification: google21951ce8c6799507.html
PORTAL BERITA ONLINE NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE BERANI BEDA..!! MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Duh, Mahakam Ulu Nol Cadangan Pangan

Home Berita Duh, Mahakam Ulu Nol Cada ...

Data pemerintah menunjukkan Kabupaten Mahakam Ulu tidak memiliki cadangan pangan, sementara ketahanan pangan provinsi masih berada pada level waspada.


Duh, Mahakam Ulu Nol Cadangan Pangan
FOTO ILUSTRASI Banjir yang menerjang kerap merendam rumah-rumah di Mahakam Ulu, seperti yang terjadi pada 2019 silam. Foto: ANTARA

EKSPOSKALTIM, Samarinda - Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur menggencarkan pengendalian inflasi melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Itu, guna menekan lonjakan harga pangan, terutama cabai rawit.

“Kami terus memperkuat strategi keterjangkauan harga dan kelancaran distribusi mengingat status ketahanan pangan provinsi secara umum berada pada level waspada,” ujar Kepala DPTPH Kaltim Siti Farisyah Yana dikutip dari ANTARA, Sabtu (13/12). 

Harga cabai rawit di pasaran saat ini mencapai Rp74.200 per kilogram. Angka itu melonjak sekitar 31,89 persen di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Selain cabai, kenaikan signifikan juga terjadi pada komoditas jagung pipilan kering dan bawang merah yang melampaui harga acuan pemerintah.

Di tengah gejolak harga hortikultura, sejumlah kebutuhan pokok lain masih terpantau stabil. Beras, gula konsumsi, dan minyak goreng kemasan relatif terkendali.

Pemerintah daerah memberi perhatian serius pada kondisi ketahanan pangan. Indeks Ketahanan Pangan (IKP) per Oktober 2025 menunjukkan 40 persen wilayah di Kaltim berada dalam kategori rentan, termasuk Kabupaten Mahakam Ulu.

Data neraca pangan mencatat Mahakam Ulu tidak memiliki cadangan pangan sama sekali. Stok tercatat nol kilogram. Sebaliknya, Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi daerah dengan cadangan tertinggi, dengan stok akhir lebih dari 294 ribu kilogram.

“Guna mengatasi ketimpangan dan lonjakan harga tersebut, pemerintah telah melaksanakan kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) sebanyak 482 kali sepanjang tahun 2025,” ujarnya.

Kota Balikpapan menjadi wilayah dengan intensitas intervensi tertinggi melalui 179 kali pelaksanaan GPM. Sementara Kutai Timur dan Mahakam Ulu menjadi daerah dengan jumlah pelaksanaan paling sedikit.

Pemerintah terus mengoptimalkan strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif untuk menjaga daya beli masyarakat.

“Langkah ini kami harapkan mampu menstabilkan harga komoditas serta memastikan ketersediaan pangan jelang akhir tahun,” demikian Yana.


Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%
Sebelumnya :
Berikutnya :

Komentar Facebook

komentar