EKSPOSKALTIM, Balikpapan - Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) memproyeksikan ekonomi daerah ini tumbuh 4,5–5,3 persen pada 2026. Dorongannya datang dari kenaikan kapasitas refinery migas, keberlanjutan proyek strategis, dan menguatnya investasi.
“Ekonomi Kaltim pada 2025 tumbuh pada rentang 4,8–5,6 persen (year on year/yoy). Sedangkan pada 2026 juga akan tumbuh di kisaran 4,5–5,3 persen yoy,” ujar Pelaksana Harian Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Kaltim Bayuadi Hardiyanto, di Samarinda, dikutip Senin (1/12) dari ANTARA.
Ia menyebut agribisnis, manufaktur, pengolahan CPO, ekspansi industri hilirisasi, serta proyek konstruksi pemerintah dan swasta termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menjaga momentum pertumbuhan. Proyeksi BI ini sejalan dengan target RKPD 2026 yang dipatok Bappeda pada kisaran 6,60–7,20 persen yoy.
Inflasi juga diperkirakan tetap di sasaran nasional 2,5±1 persen, didukung penguatan koordinasi pengendalian inflasi dan berbagai inovasi kebijakan daerah.
Namun Bayuadi mengingatkan masih ada tantangan, seperti permintaan batu bara global yang tertahan akibat transisi energi dan gejolak iklim yang berisiko menekan sektor pertanian. Tren kenaikan harga emas dan minyak dunia juga dapat memicu tekanan inflasi, di luar risiko iklim terhadap produktivitas pangan.
Meski begitu, BI memperkirakan inflasi Kaltim 2026 tetap terjaga pada 2,5±1 persen yoy berkat sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di seluruh wilayah.
Sebagai bagian dari penguatan kolaborasi, pada 28 November 2025 BI Kaltim menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) bertema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”. Acara ini dihadiri Asisten II Provinsi Kaltim Ujang Rachmad, para kepala daerah, pimpinan OPD, instansi vertikal, perbankan, akademisi, mitra BI, dan pelaku usaha.
“Kolaborasi terhadap berbagai kebijakan dan program yang telah terjalin hingga saat ini sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Kaltim. Kuatnya kolaborasi ini, maka kinerja ekonomi Kaltim ke depan tentu tetap tumbuh positif,” ujar Bayuadi.


