EKSPOSKALTIM, Balikpapan - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Timur tengah mematangkan dua strategi besar untuk menghadapi transisi tenaga kerja menuju ekosistem ekonomi hijau.
"Terkait ancaman pengurangan tenaga kerja akibat kebijakan bauran energi, langkah utama yang dapat dilakukan adalah peningkatan keterampilan sesuai kebutuhan kerja yang mengarah energi hijau dan pelatihan alih keterampilan," kata Kepala Disnakertrans Kaltim, Rozani Erawadi, di Samarinda, dikutip Senin (1/12).
Rozani menegaskan pelatihan ulang itu harus berjalan selaras dengan peta jalan yang telah ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja. Transformasi tenaga kerja yang sebelumnya bergantung pada sektor pertambangan akan dilakukan bertahap, dengan mengalihkan fokus unit bisnis ke energi baru terbarukan.
Para karyawan yang masuk masa transisi dipastikan mengikuti program keterampilan ulang agar tetap produktif di bidang baru. Proses pelatihan nantinya difasilitasi Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) serta Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) yang berada di Balikpapan dan Bontang.
Meski perencanaan sudah disusun, Rozani mengungkapkan belum ada satu pun perusahaan di Kaltim yang menjadi proyek percontohan untuk program keterampilan ulang maupun peningkatan keterampilan. Pemerintah daerah kini menyiapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), sarana pelatihan, dan instruktur khusus energi baru terbarukan bersama pemerintah pusat.
Selain kesiapan infrastruktur, Disnakertrans juga merampungkan proyeksi kebutuhan tenaga kerja yang akan mengisi sektor energi hijau. "Kesiapan sumber daya manusia ini menjadi kunci penting bagi Kalimantan Timur dalam mempertahankan stabilitas ekonomi dan ketenagakerjaan di tengah pergeseran tren energi global," ujar Rozani.

