Lutung Kutai sebenarnya sudah terdeteksi di Wehea sejak 2012, tapi identifikasinya sempat sulit karena mirip jenis lutung lain.
EKSPOSKALTIM, Balikpapan – Lutung Kutai (Presbytis canicrus), primata endemik Kalimantan yang sangat jarang terlihat, berhasil terekam kamera jebak Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Hutan Lindung Wehea, Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau.
Rekaman ini diperoleh di sumber air mineral alami Sepan, titik aktivitas satwa liar. Spesialis Spesies Terancam Punah YKAN, M. Arif Rifqi, menjelaskan Lutung Kutai hanya tersebar di tiga lokasi di dunia, salah satunya Wehea.
“Salah satu satwa yang kita temukan di Sepan ini adalah Lutung Kutai. Pengetahuan tentang ekologi dan perilakunya masih minim, perjumpaan langsung juga sangat jarang,” ujar Arif, dikutip RRI, Minggu (11/12).
Lutung Kutai sebenarnya sudah terdeteksi di Wehea sejak 2012, tapi identifikasinya sempat sulit karena mirip jenis lutung lain. Meski populasinya kecil dan sensitif, satwa ini belum masuk daftar jenis yang dilindungi.
Keberadaan Lutung Kutai di Wehea memberi harapan karena habitatnya relatif terjaga. “Daerah Sepan termasuk kawasan lindung, jadi relatif aman,” kata Arif.
Pengelolaan hutan ini melibatkan masyarakat adat Dayak Wehea. Kepala Adat Ledjie Taq memimpin ritual sebelum memasuki hutan sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan wilayah.
Edy Sudiono, Manajer Kemitraan Program Terestrial YKAN, menyebut pengelolaan berbasis adat menjadi kunci keberhasilan menjaga kelestarian hutan.
“Hutan Lindung Wehea saat ini cukup bagus, tanpa kegiatan ilegal, dan menjadi model bagi daerah lain,” ujar Edy. Ia menambahkan kondisi hutan yang sebelumnya sempat logging kini membaik dengan tutupan yang semakin rapat.
Menurutnya, temuan Lutung Kutai di Sepan menjadi indikator keberhasilan pengelolaan Hutan Lindung Wehea dalam menjaga habitat satwa endemik Kalimantan yang terancam punah.



