22 Oktober 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Menteri LH Bangga ULM Jadi Tuan Rumah Forum Global: Green Chemistry Kompas Inovasi Hijau


Menteri LH Bangga ULM Jadi Tuan Rumah Forum Global: Green Chemistry Kompas Inovasi Hijau
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat membuka penyelenggaraan 2nd KUUB Postgraduate by Research Colloquium (KPRC) dan The 6th International Conference on Chemical Engineering and Applied Sciences (ICChEAS) yang digelar ULM di Banjarmasin, Kamis (16/10/2025). Foto: ANTARA

Banjarmasin, EKSPOSKALTIM – Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyoroti pentingnya peran universitas di Borneo dalam menyusun skenario konservasi untuk menjadikan Kalimantan kembali sebagai paru-paru dunia.

“Kalimantan punya keunggulan komparatif luar biasa, gambut dan mangrove yang luas. Tinggal membangun keunggulan kompetitif melalui riset kolaboratif lintas negara,” kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (17/10). 

Saat membuka penyelenggaraan 2nd KUUB Postgraduate by Research Colloquium (KPRC) dan The 6th International Conference on Chemical Engineering and Applied Sciences (ICChEAS) yang digelar Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hanif menyampaikan pidato bertema Green Chemistry.

Green chemistry is not just a scientific framework, it’s an ethical compass for modern innovation (Kimia hijau bukan hanya kerangka ilmiah, tetapi juga kompas etis untuk inovasi modern),” ujar Hanif.

Ia menegaskan keberhasilan menuju industri hijau berkelanjutan berawal dari dunia pendidikan. Universitas, kata dia, harus mampu membangun pola pikir sistematis, beretika, dan berempati sosial agar sains membawa manfaat bagi lingkungan dan manusia.

Sebagai alumni Fakultas Kehutanan ULM, Hanif menyatakan kebanggaannya karena almamaternya menjadi tuan rumah forum internasional yang menggabungkan ilmu teknik kimia dengan konservasi lingkungan Kalimantan.

Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri menyebut konferensi ini menjadi bukti nyata kontribusi ULM terhadap isu global dan penguatan riset berkelanjutan.
“ULM berkomitmen menghasilkan riset yang tidak hanya bernilai akademik, tetapi juga memberi solusi bagi tantangan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Ketua Pelaksana KPRC ICChEAS Prof Muthia Elma menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari Konsorsium Universiti Universitas Borneo (KUUB) yang melibatkan perguruan tinggi di Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Melalui KUUB, ULM membangun jejaring riset yang melibatkan peneliti dari Amerika, Australia, China, Jepang, hingga Prancis. Tujuannya agar para peneliti dapat saling bertukar pengalaman dan solusi terkait kondisi alam di masing-masing negara.

Dengan penyelenggaraan ICChEAS 2025, ULM menegaskan kiprahnya sebagai pusat riset dan inovasi hijau di Kalimantan Selatan serta mitra strategis dalam upaya global menuju masa depan berkelanjutan.

Konferensi internasional ini mengusung tema “Borneo’s Mangroves: A Nexus of Biodiversity, Sustainable Future, and Carbon Sequestration.” Kegiatan dilaksanakan secara hibrid dan menghadirkan peneliti dari sembilan negara.

Forum ilmiah ini mempertemukan peneliti, pembuat kebijakan, dan pakar industri untuk bertukar wawasan, mendorong inovasi, serta menyusun strategi pelestarian ekosistem mangrove sebagai pusat keanekaragaman hayati dan penyerap karbon alami dunia.

Reporter : ANTARA    Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0