EKSPOSKALTIM.com, Samarinda - Hampir sepekan, Banjir di Kota Samarinda tak kunjung surut. Hingga Selasa (11/6) banjir masih menggenangi setidaknya 3 kecamatan di Kota Tepian. Yaitu Samarinda Utara, Sungai Pinang dan Samarinda Ulu.

Pemkot Samarinda sudah menetapkan status siaga bencana banjir awal pekan lalu. Warga diminta tetap waspada, sebab BMKG memprediksi hingga sepekan ke depan Kota Samarinda masih diguyur hujan.

Baca juga: APT Pranoto Berkembang Pesat, Bandara Sepinggan Merosot 40 Persen

Dalam analisa terakhir, Pemkot Samarinda menyebut beberapa faktor penyebab banjir kali ini parah. Pertama, curah hujan yang cukup tinggi kemudian air laut pasang. Selain itu, pembukaan lahan untuk kaveling yang begitu masif, dan banyaknya permukiman yang dibangun tanpa IMB.

Diperparah lagi, kondisi Waduk Benanga disebut dangkal. Sebab dari kapasitas 1,6 juta meter kubik, saat ini hanya mampu menampung 500 ribu meter kubik saja, akibat sedimentasi.

Hal tersebut disampaikan Sekkot Samarinda, Sugeng Chairuddin, kepada awak media, Selasa (11/6).

“Daerah resapan air di hulu SKM sudah banyak terkikis, dari kegiatan pembangunan permukiman warga, perumahan dan pembukaan lahan tambang,” ucapnya.

Berita Terkait: Pemkot Samarinda Dianggap Gagal Tangani Banjir, Normalisasi Sungai Mendesak

Kepala Seksi Operasi Sumber Daya Air Badan Wilayah Sungai Kalimantan III Arman Effendi menyebutkan, kondisi di Waduk Benanga sudah sangat rusak.

“Sepertiganya saja dari kapasitas 1,6 juta meter kubik. Sisanya tertutup sedimen,” ungkapnya.

Dari data yang dihimpun media ini, dampak dari banjir di Kota tepian hingga Selasa (11/6), dirasakan oleh 19.046 jiwa atau 6.676 KK. Data tersebut dirangkum dari Kantor Basarnas Kaltimtara.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Kaltimtara, Octavianto menyebut, warga terdampak banjir tersebar di Kelurahan Sempaja Timur, Kelurahan Gunung Lingai, Sempaja Selatan, Sidodadi, Pelita, dan kelurahan Temindung Permai. Sedangkan ketinggian air di kawasan permukiman bervariasi antara 50 cm, 80 cm, 120 cm, hingga 200 cm lebih. (*)