19 April 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Dewan Soroti Prostitusi yang Masih Marak di Kutim


Dewan Soroti Prostitusi yang Masih Marak di Kutim
ilustrasi. (int)

EKSPOSKALTIM.com, Sangatta - Penutupan tempat lokalisasi di sejumlah wilayah di Kutai Timur, menjadi prioritas utama Pemkab Kutim dalam memberantas penyakit masyarakat dan penyebaran penyakit HIV dan AIDS.

Namun, meski beberapa tempat Hiburan Malam (THM) dan tempat lokalisasi sudah ditutup Pemkab, tetapi masih ada PSK yang diam diam membuka praktek di hotel dan penginapan, alias masih beroperasi secara terselubung.

Baca juga: Komisi I DPRD Bontang Tanggapi Aduan KPKB Terkait Prioritaskan Warga Lokal

Masalah yang muncul paska penutupan lokalisasi ini sebetulnya bukan hal baru. Fenomena kehidupan remang-remang itu memang masih menawarkan berbagai praktik prostitusi yang terselubung. Seperti halnya pemanfaatan layananan karaoke, hotel, atau pun penginapan.

Menanggapi hal tersebut, anggota DPRD Kutim Siang Geah mengatakan jika masalah itu memang tengah menjadi perhatian. Dewan setuju penutupan lokalisasi atau tempat hiburan malam, tapi juga harus bisa memberikan solusi.

"Kalau ditutup tidak ada solusinya, maka akan liar lagi ke tempat lain seperti di hotel-hotel penginapan dan kos-kosan," ujar Siang, belum lama ini.

Politisi PDI-P ini menilai penutupan lokalisasi hanya membuat intervensi program kesehatan pada kelompok pekerja seks dan pelanggannya menjadi semakin sulit. Kondisi ini membuat masyarakat resah, terlebih maraknya tempat hiburan malam seperti warung remang-remang, khususnya di Kecamatan Muara Wahau yang meskipun sebelumnya sudah diberikan surat teguran untuk ditutup namun tetap kembali beroperasi.

Untuk itu, lanjut dia, pemerintah daerah perlu melakukan aksi cepat dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya. Melakukan komunikasi dengan pemilik dan pengelola tempat hiburan malam dengan inventarisasi daftar nama yang terjangkit penyakit berdasarkan data yang sebelumnya dikeluarkan oleh lembaga medis, sehingga dapat ditangani secara serius agar tidak menular.

Baca juga: Komisi Gabungan DPRD Bontang Cari Solusi Soal Tunggakan ke BPJS

"Kemudian yang terpenting sering mengadakan sosialisasi ke masyarakat terkait dampak dan penyebab Virus HIV/Aids," kata Siang.

Dia mengatakan, tingginya angka penderita HIV/Aids di Kutim harus menjadi perhatian serius pemerintah, mulai dari Kepala Desa, Camat dan Dinas Kesehatan termasuk unsur Kepolisian agar bersama-sama mencari solusi jalan dan keluar yang terbaik.

"Saya menyoroti karena persoalan HIV/Aids ini sangat tinggi di Muara Wahau" pungkas anggota Komisi D DPRD Kutim ini.

Sebelumnya, pemerintah daerah mulai melakukan berbagai peraturan tentang pelarangan kegiatan prostitusi di berbagai wilayah di Kutim. Hal ini membuat banyak pekerja seks dan pelanggannya menjadi semakin tertutup dan tersebar ke berbagai tempat yang sulit dijangkau oleh penyedia layanan kesehatan. (adv)

Reporter : Imran Amir    Editor : Abdullah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0