Samarinda, EKSPOSKALTIM - Harapan penyelamatan badak sumatera di Kalimantan kini bertumpu pada seekor betina bernama Pari. Satu-satunya badak yang masih bertahan di Sungai Pari, Mahakam Ulu, itu akan segera dipindahkan ke Suaka Badak Kelian (SBK) Kutai Barat pada akhir 2025.

Kepala BKSDA Kaltim, Ari Wibawanto, seperti dikutip dari RRI, menyebut persiapan translokasi tengah dimatangkan, mulai dari pembangunan kandang karantina hingga paddock baru. “Jika semua siap, Pari akan segera menjalani pemindahan dari Mahulu ke Kutai Barat,” kata Ari, Kamis (2/10).

Translokasi ini menjadi bagian dari upaya membentuk populasi baru. Di SBK, Pari akan bergabung dengan Pahu, badak betina yang lebih dulu dipindahkan pada 2018. Dengan hanya dua individu tersisa, keduanya kini menjadi prioritas utama program konservasi.

“Badak sumatera di Kaltim hanya tinggal dua. Dari dua inilah kami lakukan semua upaya perkembangbiakan. Kita menolak punah, karena penyelamatan harus segera dilakukan,” tegas Ari.

Optimisme ini lahir dari perjalanan panjang. Pada 2015, dunia sempat dikejutkan oleh penemuan Najaq di Kutai Barat. Namun setahun kemudian ia mati akibat infeksi jerat. Lalu Iman, badak terakhir Kalimantan di Malaysia, menyusul pada 2019. Sejak saat itu, harapan hanya tersisa di Indonesia, pada Pahu dan Pari.

Kurnia Oktavia Khairani, Direktur Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT), menyebut Pari sebagai doom rhino, hidup sendirian dan terancam punah bila tak segera ditolong.

“Kalau Pari tidak kita translokasikan, keberadaannya akan sia-sia. Karena itu rencana pemindahan ini menjadi sangat penting,” ujarnya.

Selain penyelamatan individu, BKSDA juga menyiapkan teknologi reproduksi berbantu untuk memperbesar peluang lahirnya badak baru. Pencarian jejak populasi lain tetap dilakukan, salah satunya di Tabang, Kutai Kartanegara.

“Pelestarian badak adalah pekerjaan besar yang hanya bisa berhasil lewat kerja kolektif. Kita perlu optimis, karena tanpa aksi nyata, badak Kalimantan bisa benar-benar hilang dari bumi,” pungkas Ari.