EKSPOSKALTIM.com, Bone - Kapolres Bone AKBP Muhammad Kadarislam Kasim menilai gangguan Kamtibmas lebih rentan terjadi dalam proses Pemilihan Legislatif (Pileg) dibanding Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Pemilu 2019 ini.

Pasalnya, kata dia, perebutan kursi legislator bukan hanya antar partai, namun juga sesama partai.

Baca juga: 10 Penyakit Terbanyak Ditangani Puskesmas Bajoe di 2018

“Cuman kalau di Pileg ini, rawan konfliknya paling pada saat perhitungan suara. Karena masing-masing pasti mereka akan mengklaim terkait jumlah suara,” kata Kadarislam, saat ditemui di kantornya, Jumat (16/2).

Namun menurut analisa Kapolres, gesekan yang berpotensi terjadi tersebut bukan pada tataran antar pendukung caleg ataupun antar partai politik.

“Namun potensi gesekannya lebih kepada antara peserta pemilu dan penyelenggara pemilu,” imbuhnya.

Dari itu, Kapolres mengimbau Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk bersikap profesional guna mengantisipasi konflik tersebut.

“Penyelenggara pemilu harus tetap menjaga netralitasnya,” ujarnya.

Baca juga: Buntut Sengketa Tanah, Warga Bone Tewas Usai Bertarung Sengit

Di sisi lain, meski belum memetakan daerah mana saja yang rawan konflik, namun kata Kapolres pihaknya akan fokus pada daerah yang memiliki pemilih terbanyak.

“Paling di dapil kota, karena di situ yang paling banyak pemilihnya ,” tukasnya.

Pada kesempatan ini, Kapolres juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kondusifitas Kabupaten Bone, dengan tidak menjadikan perbedaan sebagai perdebatan bahkan perpecahan.

“Marilah kita sama-sama jadikan pemilu ini sebagai sebuah sarana, tetapi tujuannya bagaimana Kamtibmas di Kabupaten Bone ini aman, damai dan sejuk,” tutupnya.