EKSPOSKALTIM.com, Nunukan - Usai sudah pencarian Amat, nelayanan ikan yang hilang di Sungai Sebaung, Nunukan. Selasa, (19/12/2017), Badan Pencarian dan Pertolongan Kaltim-Kaltara (Kaltimra) resmi menghentikan operasi pencarian pria berusia 43 tahun itu.
Namun, hingga operasi SAR (search and rescue) dihentikan, warga Kampung Rambutan, Jalan TVRI Nunukan, itu belum ada kepastian dimana dirinya berada.
Menurut Kepala Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan Kaltimra Gusti Anwar Mulyadi, melalui Kepala Seksi Operasi dan Siaga Octavianto, ada beberpa alasan pihaknya mengehentikan operasi kali ini.
Berita terkait: Tim SAR Temukan Ceceran Organ Tubuh, Nelayan Pukat Ikan Diduga di Mangsa Binatang Buas
Pertama, operasi pencarian Amat telah melawati batas hari operasi SAR yang telah ditetapkan pemerintah. Yakni, operasi pencarian orang hilang dilakukan maksimal 7 hari. Sedangkan pencarian Amat sudah melebihi batas waktu yang sudah ditentukan itu.
Alasan lainnya, Octa – panggilan akrab Octavianto – melanjutkan, karena daerah lokasi pencarian Amat merupakan daerah rawan bahaya. Sekitar area pencarian, kata Octa, hingga radius dua kilometer dari titik LKP (lokasi kejadian perkara), merupakan area habitat buaya muara.
“Hal ini merupakan potensi bahaya bagi seluruh personil yang ikut melaksanakan operasi SAR,” katanya dalam rilis operasi SAR, Rabu (20/12).
Hal itu dipertegas oleh Koordinator Pos SAR Nunukan, Ari Triyanto, yang sekaligus memimpin operasi SAR tersebut. Menurut Ari Triyanto, pihaknya beberapa kali berhadapan langsung dengan predator sungai itu.
“Ada buaya berukuran besar di sekitar LKP dengan radius satu kilometer. Hal ini dapat mbahayakan tim,” kata Ari Triyanto.
Namun, keputasan menghentikan oprasi SAR ini bukan keputusan sepihak. Octa menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak keluarga Amat terlebih dahulu.
“Dengan beberapa pertimbangan, dan setelah berkoordinasi dengan seluruh unsur SAR yang terlibat serta pihak keluarga, dengan ini diputuskan operasi SAR ini ditutup, dan korban (Amat) dinyatakan hilang,” jelasnya.
“Seluruh unsur SAR terkait, dikembalikan kesatuannya masing-masing dan dilanjutkan dengan kesiapsiagaan,” tambahnya.
Baca juga: Penyelesaian Kemelut Pembangunan Masjid Al-Faruq Ada di Gubernur Awang
Diketahui, selain Pos SAR Nunukan, unsur SAR yang terlibat dalam pencarian ini, yaitu, FPTI Nunukan, Satpolair Nunukan, Lanal Nunukan, Kodim Nunukan, keluarga korban serta melibatkan masyarakat setempat.
Meski operasi pencarian telah dihentikan, namun bukan tanpa hasil. Pada hari terakhir pencarian, Tim SAR gabungan menemukan baju merah yang telah terkoyak-koyak. Diyakini, baju tersebut milik korban.
“Sudah dipastikan oleh sepupu korban, Rusli dan Bobi, bahwa korban saat pamit pergi memancing menggunakan baju berwarna merah,” beber Octa.
Bukan hanya itu, beberapa waktu lalu, tim SAR gabungan menemukan bagian-bagian organ tubuh manusia, berupa jari-jari tangan. Diduga, jari-jari tangan tersebut merupakan sisa-sisa makanan binatang buas.
Diwartakan sebelumnya, Amat hilang setelah beberapa hari memukat ikan di perairan Sungai Sebaung, Nunukan. Kronologis selengkapnya, Baca: Nelayan Pukat Ikan Hilang di Sungai Sebaung
Tonton juga video-video menarik di bawah ini:
VIDEO: Cycling Tour Semarakkan Erau Pelas Benua Kota Bontang
ekspos tv
VIDEO: Diskominfotik Bontang Dapat Kunjungan dari Komisi Informasi Kaltim
ekspos tv
VIDEO: Pembukaan Pesta Laut Bontang Kuala 2017
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !