
Kandangan, EKSPOSKALTIM - Warga Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), digegerkan oleh temuan jasad pria tanpa kepala di sebuah hutan sekitar Desa Muara Ulang, Sabtu (31/05). Sebilah mandau masih menancap di tubuhnya menyiratkan bahwa ia adalah korban pembunuhan.
Evakuasi korban dilakukan oleh warga bersama relawan, TNI, dan Satreskrim Polres HSS untuk pemeriksaan lebih lanjut. Informasi dari grup relawan dan emergensi Kabupaten HSS menyebutkan, jasad pria dengan kepala terpenggal ditemukan sekitar pukul 12.33 Wita. Korban dievakuasi sekitar pukul 13.20 Wita untuk dibawa ke rumah sakit.
Kapolres HSS AKBP Muhammad Yakin Rusdi melalui Kasi Humas AKP Purwadi mengonfirmasi bahwa jenazah telah dibawa tim Inafis Polres HSS yang dipimpin Kasatreskrim Iptu May Felly Manurung. "Kasus ini masih dalam penyelidikan Satreskrim Polres HSS," ujar AKP Purwadi.
Bentrok Warga
Peristiwa tragis ini diduga terkait bentrokan antar-kelompok yang terjadi Jumat malam (30/05) sekitar pukul 23.00 Wita di kawasan perbatasan dua desa. Yakni Desa Muara Ulang dan Desa Kundang Kabupaten HST.
Terungkap, bahwa jasad ini adalah Jumaidi. Seorang kerabat korban sempat mengetahui perkelahian berlangsung tak jauh dari rumah mereka, sekitar tiga kilometer. Korban sempat pergi ke lokasi bentrokan, namun tidak pernah kembali.
"Paman saya dikeroyok puluhan orang di lokasi. Hingga pukul 03.00 dini hari, belum ditemukan," kata seorang kerebat korban.
Pencarian mandiri oleh warga dilakukan pagi hari. Sekitar pukul 05.30 Wita ditemukan jejak darah yang mengarah ke sungai di hutan sekitar lokasi.
Jasad ditemukan dalam posisi tertelungkup, tanpa kepala, mengenakan pakaian lengkap, sepatu bot, serta kumpang (sarung parang) berisi mandau yang masih menancap di pinggang.
Diperkirakan korban meninggal sekitar pukul 07.00 Wita. Barang bukti di lokasi mencakup mandau, pakaian, dan perlengkapan pribadi.
Dugaan awal, konflik bermula dari perselisihan lama terkait batas lahan antar desa. Jumaidi adalah petani yang meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Jumaidi dikenal sebagai mualaf yang rajin mengikuti majelis taklim dan kegiatan shalawat di Kabupaten HSS.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau mualaf yang baik, sering ikut pengajian dan majelis shalawat. Kami sangat kehilangan," ungkap salah satu warga melalui pesan WhatsApp yang juga membagikan stiker duka cita bergambar almarhum.
Ucapan belasungkawa terus mengalir dari masyarakat, terutama Dusun Bangkaun, yang mengenal Jumaidi sebagai sosok pendiam namun tekun dalam menuntut ilmu agama.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !