
Balikpapan, EKSPOSKALTIM – Kawasan konservasi Samboja Lestari di Kalimantan Timur kembali terancam. Tak hanya tambang ilegal, praktik jual beli lahan juga mencaplok habitat orangutan dan beruang madu yang selama ini dilindungi.
Regional Manager East Kalimantan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Aldrianto Priadjati, menyebut pihaknya kini tengah menghadapi kasus penyerobotan lahan seluas 13 hektare.
“Kasusnya sudah sampai di tahap persidangan. Senin depan pembacaan putusan,” kata Aldrianto, didampingi tim hukum Samboja Lestari, Selasa (17/6) sore.
Kasus ini pertama kali dilaporkan pada 2022. Namun baru awal Januari 2025, pelaku berinisial MB ditangkap dan diseret ke meja hijau.
MB, mantan petugas keamanan di Samboja Lestari, diduga menjual lahan milik yayasan sejak 2017 hingga 2019 kepada tiga orang, yakni H, S, dan B. Tiap hektare dijual seharga Rp5 juta.
“Total 13 hektare ia jual,” ungkap Aldrianto.
Bermodal Kuitansi, Klaim Lahan Adat
Transaksi itu, lanjut Aldrianto, hanya bermodal kuitansi. Tak ada dokumen legal yang menyertai. Di pengadilan, MB berdalih lahan yang dijual merupakan tanah adat atau ulayat. Sehingga tak memiliki surat resmi.
Ironisnya, lahan yang dicaplok kini disulap menjadi kebun sawit oleh para pembeli. Padahal, menurut Aldrianto, butuh waktu panjang untuk menghijaukan kawasan konservasi tersebut.
“Sekarang kami sedang membangun pagar sepanjang 2 kilometer dan memperkuat patroli. Ini untuk mencegah kejadian serupa,” katanya.
Saat ini, Samboja Lestari mengelola kawasan seluas 1.800 hektare yang berbatasan langsung dengan tiga desa dan satu kelurahan.
Aldrianto menegaskan pihaknya terbuka pada warga sekitar yang ingin menggarap lahan selama sesuai ketentuan.
“Kalau ada warga yang mau menanam buah misalnya, kami sangat terbuka. Tapi ada syarat-syaratnya, seperti soal lokasi dan luas lahan,” ujar Aldrianto.
Bahkan, hasil kebun warga seperti buah-buahan bisa digunakan sebagai pakan orangutan dan beruang madu yang dirawat di sana.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !