EKSPOSKALTIM.COM, Bontang – Sebagai kota industri, Kota Bontang menjadi primadona di Kalimantan Timur dan daerah tujuan dalam mencari penghidupan. 

Kabid Produktivitas Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja (P3TK) Dinas Ketenagakerjaan Bontang, Usman HM mengatakan banyak penduduk daerah lain masuk ke Bontang demi mengakses pelayanan sosial dan pendidikan.

Baca juga : Disnaker Bontang Hadiri RDP Soal Perekrutan Naker di Lingkungan PKT

“Seperti pelayanan kesehatan yang lebih unggul dibanding dengan daerah lainnya,” katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Berbeda dengan daerah lain, kata Usman, pelayanan administrasi di kota ini lebih mudah dijangkau.  Hal itu juga menjadi faktor pemicu banyaknya pendatang.

”Di sini itu semua didapatkan dengan mudah,”sebutnya.

Meningkatnya jumlah pendatang itu tentu berdampak pada angka pengangguran di Kota Bontang, bila tidak disikapi dengan baik oleh Pemerintah Kota Bontang.

Namun mantan Lurah Berbas Tengah itu menegaskan, Disnaker Bontang berkomitmen dalam menekan angka pengangguran di Bontang, dengan rutin menggelar pelatihan sejak 2018 lalu.

Saat ini Disnaker Bontang bekerja sama dengan lima Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) di seluruh Indonesia.

Di antaranya, Bekasi, Bandung, Semarang, Serang, dan Sumatra. Masing-masing mempunyai keahlian. Serta sudah meneken MoU dengan Disnaker.

Selain balai pelatihan, Disnaker pun bekerja sama dengan Badak LNG serta Pupuk Kaltim dalam hal pemagangan.

 "Sudah berjalan sekitar 2 tahun. Bahkan hampir 3 ribu yang bekerja dan itu kita magangkan,"terangnya.

Baca juga : Gak Pake Lama, Pjs Wali Kota Bontang Berhasil Tekan Covid-19

Dari itu, Usman menepis angka pengangguran di Bontang meningkat. Justru kata dia, tren pengangguran berhasil ditekan di Kota Bontang.

Lanjut Usman, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bontang pada 2017, tingkat pengangguran 12,44 persen. Di 2018  menjadi 9,61 dan  tahun 2019 turun menjadi 9.19 persen.

“Dengan kerja keras pemerintah. Dengan mendukung pelatihan kerja. Maka angka pengangguran di Bontang itu menurun,” sebutnya. (adv)