19 April 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

OPINI: Urgensi Ulama di Masa Kekinian


OPINI: Urgensi Ulama di Masa Kekinian
Foto: Jamaiyah, S.Pi, Guru SMP Swasta Sangatta. (ist)

EKSPOSKALTIM.com - Baru-baru ini Multaqo (pertemuan) Ulama dan Dai V digelar di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018). Acara tersebut dihadiri lebih dari 600 dai dan ulama dari Indonesia dan berbagai negara Asia Tenggara, Afrika dan Eropa. Acara ini resmi ditutup pada Jumat, 6 Juli 2018.

Dilansir dari jurnalis.com, pertemuan tersebut menghasilkan 10 rekomendasi. Pertama, menekankan pentingnya rahmat dalam Islam dan hidup berdampingan secara damai dan harmoni antara Muslim dan non-muslim, dan bahwa cinta terhadap kebaikan antar sesama merupakan hal yang baik, maka seharusnya tidak menginginkan keburukan untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Kedua, untuk mencapai persatuan dan kesatuan di antara umat, perlu berpegang kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman yang komprehensif dan terintegrasi yang sejalan dengan kaidah-kaidah ilmiah dan praktis yang telah disusun oleh para ulama otoritatif dari masa ke masa.

Ketiga, pentingnya membangun kemitraan kerja sama antara lembaga-lembaga dakwah dengan berbagai lembaga-lembaga ilmiah dan pendidikan, baik pemerintah atau swasta, dalam rangka mencapai perdamaian, stabilitas, kemajuan, pembangunan dan kemakmuran dalam naungan ridha Allah SWT.

Keempat, meningkatkan peran strategis lembaga-lembaga dakwah dan kontribusinya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia muslim di berbagai bidang dan disiplin ilmu dalam rangka mewujudkan misi “khairu ummah” dan “ummatan wasatha”.

Kelima, memperkuat posisi keluarga sebagai institusi terkecil dan pondasi dasar bangsa dan negara, melalui pendidikan dan pengembangan karakter yang mulia yann sejalan dengan ajaran Islam yang hanif.

Baca: 22 Bakal Calon DPD RI Belum Memenuhi Syarat 2 Ribu Dukungan

Keenam, mendorong para ulama dan da’i untuk melakukan revolusi penyampaian dakwah yang cepat dengan memanfaatkan teknologi informasi (IT) dan media sosial sebagai media untuk menyampaikan dakwah Islam yang berorientasi kepada budaya literasi.

Ketujuh, mengingat Indonesia adalah negara muslim terbesar dalam hal jumlah penduduk, ia harus memainkan peran utama dalam menciptakan perdamaian dunia melalui dakwah dan pendidikan yang didukung oleh kebijakan pemerintah yang benar.

Kedelapan, karena Jakarta sebagai Ibu Kota Negara memiliki berbagai keragaman agama, etnis, sosial, budaya dan lain-lain, maka setiap orang yang bekerja di bidang dakwah Islam harus mengambil metode dan strategi yang dapat membina dan mempertahankan kohesi sosial.

Kesembilan, memperkuat kedudukan kota Jakarta sebagai pusat peradaban berbasis dakwah dan pendidikan islam di konteks nasional dan internasional.

Kesepuluh, membentuk panitia khusus untuk merealisasikan seluruh keputusan forum multaqa ini dengan melibatkan semua unsur-unsur terkait.

Ulama memegang peran penting dalam suatu negara. Keberadaannya selalu menjadi rujukan untuk dimintai pendapatnya oleh pemerintah maupun calon pemimpin. Namun di Indonesia, ulama didatangi hanya ketika menjelang Pilkada ataupun Pilpres saja, bukan sebagai tempat untuk meminta nasehat dalam mengambil setiap kebijakan.

Baca: Evalusi PPDB, Disdik Kaltim Pilih Opsi Ganti Provider

Semestinya penguasa harus seiring dengan ulama bukan justru sebaliknya. Dalam sistem kapitalis-sekuleris peran ulama sengaja dipisahkan dengan pemerintah, yang mana ulama hanya mengurusi urusan keagamaan saja (ukhrawi), sedangkan penguasa/pemerintah mengurusi urusan kenegaraan (duniawi).

Kalaupun ulama dilibatkan dalam kenegaraan hanya dalam hal-hal tertentu/terbatas dan harus mengikuti atau mendukung keinginan penguasa. Banyak muncul ulama suu’(buruk). Seperti halnya saat ini berkembang ide islam nusantara bukan islam rahmatan lil alamin. Sangat disayangkan, ulama yang mencetuskan ide tersebut dan didukung oleh ulama-ulama lain. Jika ulama-ulama sudah menjual kebenaran, maka ummat akan tersesat.

Rakyat rusak karena rusaknya penguasa, penguasa rusak karena rusaknya ulama. Sebab rusaknya ulama karena dia lebih mencintai harta dan kedudukan, padahal tugas sesungguhnya dari ulama adalah penjaga agama, mengontrol dan menasehati penguasa.

Semoga melalui multaqo ulama, para ulama kembali kepada fungsi sesungguhnya sebagai “warasatul anbiyaa” (pewaris para nabi) dan penjaga misi kenabian dengan menjadi pengayom umat, menjadi penaset penguasa dan mengembalikan islam rahmatan lil alamin.

Penulis: Jamaiyah, S.Pi (Guru SMP Swasta Sangatta)

Video Ratusan Massa Gelar Aksi Damai Tolak TKA di PLTU Teluk Kadere

ekspos tv

Reporter :     Editor : Abdullah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0