Jakarta, EKSPOSKALTIM - Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. Ari Fahrial Syam, mengingatkan bahwa cacingan bukan sekadar masalah anak-anak. Orang dewasa pun berisiko, terutama mereka yang sering bekerja bersentuhan langsung dengan tanah.

“Ya bisa terjadi pada orang dewasa, perjalanan cacing sama pada anak dan dewasa,” kata Ari saat diwawancara ANTARA, Senin (23/8).

Menurutnya, telur cacing gelang dapat masuk ke tubuh lewat jari tangan yang tidak bersih saat makan. Ada juga cacing tambang yang mampu menembus kulit kaki, lalu masuk ke pembuluh darah ketika seseorang bekerja tanpa alas atau pelindung.

Akibatnya tak main-main. Cacing bisa menyumbat usus halus, memicu perut kembung hingga rasa begah berkepanjangan. Lebih jauh, larva cacing bahkan bisa bermigrasi ke paru-paru hingga menimbulkan gangguan pernapasan, atau masuk ke saluran empedu yang berujung penyumbatan.

“Pertama, cacing ini larvanya bisa migrasi ke paru-paru, menyebabkan masalah di paru-paru. Atau cacingnya naik ke saluran empedu. Jadi, pada beberapa keadaan kita temukan penyumbatan saluran empedu akibat cacing,” jelas Ari.

Gejala paling jelas biasanya berupa muntah yang berisi cacing atau buang air besar dengan cacing ikut keluar. Jika diabaikan, infeksi dapat berujung komplikasi serius hingga mengancam nyawa.

Ari menekankan pentingnya menjaga kebersihan. Cuci tangan dan kaki setelah bekerja, gunakan alas pelindung, dan pastikan anak-anak yang bermain tanah selalu dibersihkan.

Ia juga menyarankan pemberian obat cacing bila sudah ada riwayat infeksi. “Tujuannya kalau memang sudah ada infestasi cacing, maka cacing bisa dibunuh. Rutin konsumsi obat cacing setiap enam bulan itu tidak masalah. Atau, cukup cek feses setahun sekali lewat medical check up, kalau ditemukan telur cacing bisa langsung ditangani,” ujarnya.

Jaga kebersihan diri bukan sekadar rutinitas. Untuk orang dewasa yang sering terpapar tanah, itu bisa jadi garis pertahanan terakhir agar tubuh tak jadi rumah bagi parasit.