29 Maret 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Opini : Nasib Driver Ojek Online Disaat Pandemi Covid-19


Opini : Nasib Driver Ojek Online Disaat Pandemi Covid-19
Gillette Adjie Pangestu (Mahasiswi IAIN Samarinda Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam)

EKSPOSKALTIM.COM - Saat awal terjadinya wabah Covid-19 di Indonesia, sempat membuat khawatir para driver ojek online. Para driver ojek online yang berada diwilayah Samarinda mengeluhkan berkurangnya pendapatan mereka. Hal ini dikarenakan, penerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah. Dengan diberlakukannya PSBB, diprediksi akan membuat pendapatan driver ojol menurun.

Penerapan PSBB itu juga berdampak pada kegiatan transaksi jual beli di masyarakat. Selain itu, interaksi dikalangan masyarakat pun menjadi terbatas. Tidak sedikit pegawai atau karyawan swasta, maupun Pegawai Negeri Sipil dituntut untuk bekerja dari rumah, bahkan ada juga karyawan swasta yang diberhentikan dari pekerjaannya.

Dengan demikian pasti akan mempengaruhi sistem perekonomian dilapangan, banyak driver ojek online yang mengeluhkan pemasukan mereka karena pada saat sebelum terjadinya wabah Covid-19, para driver seringkali mendapatkan orderan dari anak-anak yang bersekolah, mahasiswa yang pulang pergi ke kampus, karyawan yang pulang pergi dari rumah ke kantornya, bahkan masyarakat yang order untuk memesan makanan.

Baca Juga: Polres Bontang Bekuk Pemilik Sabu yang Hendak Dikirim ke Bone Lewat J&T

Namun pada saat terjadinya wabah Covid-19, orderan menurun secara drastis. Warung makan dan restoran ada sebagian yang tutup, tempat hiburan pun dibatasi jam operasionalnya, dan digantinya sistem bonus poin gojek, hingga pengurangan insentif driver grab. Tentu saja ini semua sangat mempengaruhi orderan dan pendapatan para driver ojek online.

Secara bertahap perekonomian mulai membaik, dan setelah diterapkannya New Normal, yang mana kita semua diperbolehkan melakukan aktivitas seperti biasa dengan mematuhi protokoler kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah, seperti sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

Tentu saja hal ini akan membawa dampak positif bagi para pengemudi ojek online yang ada di Samarinda karena sudah banyak orang beraktifitas seperti semula, serta warung, restoran dan tempat hiburan yang kembali dibuka.

Head of Groceries Gojek Tarun Agarwal mengatakan, ditengah situasi yang dinamis ini penerapan model bisnis Direct to Consumer merupakan salah satu strategi yang tepat untuk bertahan hidup bagi perusahaan-perusahaan startup. Ia menyebut metode ini pula lah yang dilakukan Gojek sehingga masih bisa bertahan hingga saat ini.

"Dengan metode atau model bisnis Direct to Consumer bisa membantu perusahaan dalam berinteraksi langsung dengan para penggunanya. Begitupun dengan yang kami lakukan di Gojek, kini melalui metode ini kami lebih banyak berinteraksi dengan pengguna kami walaupun ada pandemi," ujarnya dalam press conference yang dilakukan secara virtual, Rabu (17/6/2020).

Baca Juga: Opini : Media Sosial Instagram dan Facebook Bantu Pemasaran Bagi Pelaku UMKM Ditengah Pandemi

Melalui layanan GoMart dan GoShop, perusahaan Gojek pun membantu para konsumennya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari (groceries) secara online di tengah pandemi. Selain itu sebaiknya bagi perusahaan startup seperti Gojek untuk berempati pada user-nya.

Dengan demikian, perusahaan bisa mencari tahu apa yang dibutuhkan. Caranya adalah dengan mengajak mereka berbicara lewat sosial media, dengan begitu mereka pasti merasa terbantu dan diutamakan.

Penulis : Gillette Adjie Pangestu (Mahasiswi IAIN Samarinda Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam)

 

Artikel diatas menjadi tanggung jawab penulis, bukan redaksi EKSPOSKaltim.com

Reporter :     Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0