
EKSPOSKALTIM.com, Bone - Sungguh malang nasib Wawan, remaja 19 tahun di Desa Pasempe, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Bagaimana tidak, belum kering luka fisik yang diterima usai menjadi korban pemukulan oleh oknum TNI, hatinya kembali terluka karena ibunya pergi untuk selamanya.
Baca juga: Waspada Jalan Licin, Mobil Xenia di Bone Tergelincir dan Terbalik
Ibu Wawan meninggal di hari Wawan dihajar oleh oknum TNI tersebut, Jumat (31/9/2018). Diduga akibat serangan jantung lantaran tak kuat melihat kondisi anaknya babak belur.
“Melihat wajah saya yang berlumuran darah, ibu saya histeris dan langsung meninggal saat itu juga," kata Wawan kepada awak media, Rabu (6/8/2018).
Diceritakan Wawan, tindak penganiayaan yang dialaminya itu bermula saat ia hendak ke Desa Ureng, Kecamatan Palakka.
Namun dalam perjalanan, ia dipanggil oleh tantenya minta diantar ke pertigaan desa tersebut.
"Jadi motor dalam keadaan berhenti dipinggir jalan. Sekira 1 menit, kemudian oknum TNI ini tiba-tiba menabrak saya dari arah belakang," ujar Wawan.
Wawan telah meminta maaf atas insiden tersebut, tapi oknum TNI ini tak terima dan langsung memukulinya di bagian kepala dan wajah.
"Saya terus meminta maaf, tapi dia (oknum TNI) tak peduli dan terus memukul saya,” katanya.
Baca juga: Kuras Isi ATM Korban, Copet Spesialis Angkutan Umum Dibekuk Polres Bone
Di sisi lain, pelaku pemukulan tersebut diketahui bernama Lasunardin, seorang pembina desa (Babinsa) di Desa Pasempe, Kecamatan Palakka.
Komandan Kodim (Dandim) 1407 Bone, Letkol Inf Mustamin yang dikonfirmasi hal tersebut tak ingin berspekulasi dan menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum.
“Kejadian ini sudah dalam proses penanganan pihak yang berwajib. Kita tunggu saja hasilnya,” kata Mustamin, via pesan WhatsApp, malam tadi.
Hal itupun dibenarkan Komandan Detasemen Polisi Militer (Dandenpom) XIV/1 Bone, Mayor CPM Nur Rachman Tanang.
“Kami sudah menerima laporan korban dan sementara kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari saksi,” kata Nur Rachman saat ditemui di kantornya, malam tadi.
Sejauh ini, kata dia, pihaknya telah memeriksa seorang saksi. “Yang jelas, kita Polisi Militer tidak ada pembiaran untuk masalah pelanggaran tindak pidana,” tegasnya.
Namun dalam kasus ini, kata dia, Lasunardin juga menjadi korban dikarenakan kakinya terluka akibat Wawan mengerem mendadak saat singgah dipanggil tantenya.
"Menurut keterangan saksi, Wawan ini mengerem mendadak saat itu. Kakinya (Lasunardin) berdarah. Itu mungkin yang membuatnya emosi," tandasnya.
Video Semarakkan HUT RI ke-73, Henry dan Etha Gelar Lomba Panjat Pinang
ekspos tv
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !