EKSPOSKALTIM, Bontang - Aktivitas Penebangan pohon secara liar di Kota Bontang, mendapat perhatian khusus oleh Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang.

Aktivitas penebangan pohon bakau ini dinilai masih berlangsung, dan mengancam kerusakan ekosistem laut. Pohon bakau tersebut digunakan untuk berbagai peruntukan. Mulai dari kebutuhan alat tangkap atau jerat ikan belat, kayu bakar untuk kebutuhan memasak, hingga tempat menjemur rumput laut.

Kepala DKP3 Bontang, Aji Erlynawati menjelaskan, penebangan pohon bakau harus dihentikan. Sebab, aktivitas penebangan ilegal pohon bakau bertentangan dengan Undang-Undang nomor 27 tentang Hak Kepemilikan Masyarakat atas wilayah perairan. Regulasi lain yang mengatur adalah Undang-Undang nomor 1 tahun 2014.

Baca: Setahun Berjalan, Puskeswan di Bontang Tangani Berbagai Penyakit Hewan

“Bisa dikenakan sanksi berupa denda dan kurungan. Saya juga ingatkan, bahwa perairan tidak boleh dimiliki. Tidak ada yang boleh meng-kavling laut untuk apapun,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Lanjut ia menyampaikan, tim internal akan menunjukkan lokasi tepat untuk memasang belat, agar alat tangkap ikan yang dipasang tidak mengganggu alur lalu lintas kapal. Bagi yang ingin menggunakan pohon bakau untuk kebutuhan belat misalnya, sebaiknya mengurus izin ke DKP3 Bontang.

“Setiap alat tangkap ikan termasuk belat. Ketika dipasang, harus ada rekomendasi kami," tegasnya. (Adv)

Tonton juga video-video menarik di bawah ini:

VIDEO: Diskominfotik Bontang Dapat Kunjungan dari Komisi Informasi Kaltim

ekspos tv

p>VIDEO: Pesta Adat Pelas Tanah 2 dan Pesona Kutai Timur 2017 Eps.1

ekspos tv

VIDEO: Peringatan Hari Pahlawan ke 72 Berlangsung Khidmat

ekspos tv