
EKSPOSKALTIM, Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melihat peluang besar bagi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) turut serta memenuhi kebutuhan daging kambing dan domba di daerah.
Hal ini menyusul adanya kerja sama antara Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) PWNU Kaltim dengan PT Surya Hutani Jaya (SHJ) dalam pengelolaan pupuk kompos berbasis limbah ternak.
Asisten Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sekretaris Daerah Kaltim, Ujang Rahmad, mengungkapkan bahwa saat ini Kaltim masih mengalami defisit sekitar 193 ton daging kambing dan 18 ton daging domba per tahun.
"Kekurangan ini justru menjadi peluang besar untuk dikembangkan, termasuk oleh PWNU Kaltim yang punya SDM dan pengalaman di bidang pertanian dalam arti luas," ujarnya dalam penandatanganan nota kesepahaman di Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, Jumat (3/5).
Ujang menambahkan bahwa sektor peternakan kambing dan domba memiliki potensi besar seiring meningkatnya permintaan yang belum terpenuhi oleh produksi lokal. Karena itu, ia mendorong kelompok-kelompok peternak, termasuk dari NU, untuk memanfaatkan berbagai program pemerintah seperti inseminasi buatan dan desa korporasi ternak.
Penandatanganan nota kesepahaman ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Ketua Tim Transisi Tenaga Ahli Gubernur Kaltim Rusmadi Wongso, Anggota Tim Transisi Herman A. Hasan, Ketua Baznas Kaltim Ahmad Nabhan, Kepala Dinas Peternakan Kaltim Fahmi Himawan, Wakil Ketua PWNU Kaltim Ibrahim, dan perwakilan PT SHJ.
Menurut Rusmadi Wongso, inisiatif LPP PWNU Kaltim ini bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga mampu menjadi pemantik tumbuhnya ekonomi kerakyatan. “Kompos dari kotoran ternak ini bisa menjadi produk strategis untuk menambah pendapatan keluarga. Ini bisa direplikasi oleh kelompok lain di Kaltim,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pengurus LPP PWNU Kaltim, Nur Lahamudin, mengungkapkan bahwa kerja sama ini berawal dari diskusi santai antaranggota lembaga yang kemudian berkembang menjadi komitmen serius. Ia menyebut, PWNU Kaltim menargetkan pada 2026 setiap kelompok binaan memiliki minimal satu domba untuk dikembangkan secara berkelanjutan.
“Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan hari ini. Ini langkah awal untuk mengembangkan bibit kambing ke seluruh wilayah Kaltim,” ucap Nur.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !