20 April 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Benarkah Berhenti Merokok Picu Depresi, Ini Faktanya


Benarkah Berhenti Merokok Picu Depresi, Ini Faktanya
ilustrasi. (int)

EKSPOSKALTIM.COM, Jakarta - Bagi perokok aktif, berhenti merokok adalah perjuangan yang tidak mudah. Walaupun sudah berusaha menahan diri, kebiasaan lama tidak jarang “kambuh” kembali.

Di tengah perjuangan untuk menghentikan kebiasaan merokok, perasaan frustasi dan menyalahkan diri sendiri sering kali muncul. 

Lalu, benarkah berhenti merokok justru bisa menyebabkan depresi? 

Benarkah Berhenti Merokok Picu Depresi?

Salah satu zat adiktif dalam rokok, yaitu nikotin dapat memengaruhi kinerja otak dan menyebabkan ketergantungan. Efek nikotin juga meningkatkan produksi hormon dopamin di otak yang memberikan sensasi bahagia. Nikotin juga membuat tekanan darah dan denyut jantung meningkat.  

Berdasarkan Centers for Disease Control & Prevention (CDC), Amerika Serikat, efek nikotin menyebabkan kamu merasakan sejumlah gejala (withdrawal symptoms) ketika tengah berusaha berhenti merokok, di antaranya:

1. Mencari Celah untuk Merokok Kembali

Efek ketergantungan yang disebabkan oleh nikotin, bisa bikin kamu memiliki dorongan kuat untuk merokok kembali. Akibatnya, kamu mencari celah untuk bisa kembali ke kebiasaan lama tersebut.

Efek psikologis ini bisa kamu atasi dengan memiliki pergaulan yang suportif dan meminimalkan potensi untuk mengakses rokok.

2. Merasa Kesal, Sedih, dan Cemas

Kamu mungkin merasakan kesal, sedih, dan cemas di fase awal berhenti merokok. Hal ini normal terjadi karena tubuh sedang beradaptasi tanpa asupan nikotin. 

Agar perasaan kesal, sedih, dan cemas bisa dikendalikan, lakukan relaksasi dengan latihan pernapasan dalam.

3. Gelisah dan Sulit Konsentrasi

Efek relaksasi semu yang biasa kamu dapatkan dari rokok bisa menimbulkan perasaan gelisah dan sulit berkonsentrasi ketika kamu berhenti merokok.

Agar tidak gelisah, lakukan aktivitas fisik ringan untuk meningkatkan hormon dopamin. Kamu juga bisa meningkatkan fokus dengan menciptakan suasana ruang kerja yang tenang dan menyenangkan guna menunjang produktivitas. 

Konsentrasi juga bisa ditingkatkan dengan minum secangkir teh atau air putih.

4. Sulit Tidur

Kamu mungkin merasa kesulitan untuk tidur. Atasi keluhan ini dengan tidak memegang gawai maupun menonton TV sebelum tidur, tidak mengonsumsi kafein, dan melakukan sleep hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur.

5. Nafsu Makan Meningkat

Peningkatan nafsu makan bisa terjadi ketika berusaha lepas dari rokok. Kamu tetap perlu bijak mengontrol pola makan, dengan mengonsumsi makanan sehat dan tidak berlebihan.

Apabila kamu tidak sanggup mengendalikan efek psikologis pada fase awal berhenti merokok, sejumlah gejala depresi bisa muncul. Gejala depresi yang dimaksud, antara lain sedih berkepanjangan, kehilangan energi, tidak bergairah dalam beraktivitas, menarik diri dari lingkungan, perubahan nafsu makan, gangguan tidur, dan menurunnya konsentrasi.

Gejala depresi juga menyebabkan kamu merasa tidak berharga, pesimistis terhadap masa depan, dan punya kecenderungan menyakiti diri sendiri.

Untuk menyiasatinya, kamu harus menyadari bahwa perjuangan lepas dari ketergantungan rokok memang membutuhkan waktu. Karena itu, diperlukan motivasi yang kuat untuk menciptakan gaya hidup sehat tanpa rokok. 

Tips Kuatkan Mental saat Berhenti Merokok

Untuk bisa berkomitmen lepas dari rokok sepenuhnya, sejumlah cara bisa kamu lakukan. Agar efek berhenti merokok tidak menyebabkan depresi, kuatkan mental dengan menjalani sederet tips berikut:

1. Melakukan Aktivitas Fisik Ringan 

Aktif secara fisik bisa membantu kamu meningkatkan hormon dopamin dan meningkatkan mood positif. Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk menciptakan kebiasaan baru.

2. Memiliki Pergaulan yang Sehat dan Suportif 

Faktor lingkungan menjadi penentu keberhasilan kamu untuk berhenti merokok. Pilihlah pergaulan yang suportif dan sehat, dimulai dari keluarga, teman, atau orang terdekat yang tidak memiliki kebiasaan merokok.

3. Manajemen Stres yang Sehat

Melatih manajemen stres yang sehat bisa dimulai dengan tidak reaktif menghadapi berbagai tekanan. Hal ini bisa membantu kamu agar terbiasa berpikir sebelum bertindak.

Lakukan juga latihan pernapasan untuk meredakan cemas yang melanda. Jadi, kamu tidak perlu ketergantungan lagi dengan rokok untuk mengatasi stres.

4. Bantuan Profesional

Profesional, seperti psikolog atau konselor dapat membantumu mempertahankan motivasi, membuat perencanaan terapi, dan memberikan dukungan psikologis selama kamu berjuang untuk tidak lagi merokok. 

Kegagalan menghadapi efek psikologis selama fase awal lepas dari jeratan rokok bisa jadi penyebab depresi. Karena itu, #JagaSehatmu dengan menerapkan sejumlah tips di atas agar bisa berhenti merokok selamanya. 

Kuatkan niat dengan menyadari sepenuhnya bahwa rokok bukanlah solusi, justru menjadi sumber penyakit yang membahayakan kesehatan.  

Reporter : sumber : klikdokter.com    Editor : Abdullah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0