19 Mei 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Robisay: Pemprov Prioritaskan Pembangunan Es Balok di Bontang


Robisay: Pemprov Prioritaskan Pembangunan Es Balok di Bontang
ilustrasi. (foto:int)

EKSPOSKALTIM.com, Bontang - Pasokan es batu di Kota Bontang belum mampu memenuhi kebutuhan para nelayan. Terlebih setelah terjadinya kebakaran di Berbas Pantai yang turut menghanguskan pabrik es balok di daerah tersebut.

Guna memenuhi kebutuhannya itu, para nelayan Bontang banyak menggunakan es balok yang dibeli dari luar kota. Salah satunya berasal dari Muara Badak, Kabupate Kutai Kartanegara.

Baca juga: DKP3 Upayakan Semua Nelayan Bontang Bersertifikat BST dan Ankapin III

Menanggapi fenomena itu, Kepala UPT PPI Tanjung Limau Robisay M Malissa mengatakan bahwa pengadaan pabrik es di Bontang ini menjadi salah satu program prioritas provinsi.

Ada tiga program prioritas yang akan urgent di PPI Tanjung Limau ini selain pabrik es tersebut, yakni fasilitas pendaratan ikan dan pengerukan pelabuhan agar dapat menampung lebih banyak kapal yang melakukan bongkar muat.

“Dalam rencana itu kami mengharapkan pelabuhan segera dikeruk, karena dasar dekat PPI Tanjung Limau ini merupakan pecahan karang, sehingga bisa dilakukan reklamasi,” jelas Roby, saat ditemui belum lama ini.

Jika sudah dikeruk, sambung Robi, maka hasil kerukan ditumpuk dan menjadi daratan untuk pengembangan PPI Tanjung Limau.

Dengan harapan, kendati setiap harinya aktivitas bongkar muat ikan dilakukan oleh 20 hingga 30 kapal, kolam sekitar pelabuhan tetap bisa melayani nelayan.

“Tetapi semua pengembangan akan kita lakukan secara bertahap. Kami harap provinsi segera memfasilitasi usulan ini ke pusat. Karena provinsi janji bahwa yang prioritas itu pabrik es,” ungkapnya.

Menurutnya, kebutuhan nelayan setiap harinya untuk es balok bisa mencapai 10 ton dalam sehari. Sementara, pabrik es yang ada saat ini tidak sanggup melayani.

Baca juga: Rutin Adakan Pembinaan, DKP3 Ingin Nelayan Bontang Mandiri

“Satu kapal berangkat butuh 1,5 ton sampai 5 ton. Satu balok beratnya 25 kilogram, dan memang ada keterbatasan,”ujarnya.

Menurutnya, pengelolaan pabrik es yang ada saat ini tidak profesional. Olehnya, sirkulasi keuangannya tidak berputar dan menguntungkan. Keuntungan banyak lari ke kegiatan konsumtif, bukan untuk pengembangan usaha.

“Itu saya pelajari, saya analisa, saya cari tahu permasalahannya seperti apa,” terang dia.

Di sisi lain, ia menegaskan, untuk tahun 2018 ini belum ada pengembangan PPI karena masih fokus pada operasional. (adv)

Video Diduga Sengaja Dibakar, Lahan 3 Hektar Hangus

ekspos tv

Reporter : Endar    Editor : Abdullah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0