EKSPOSKALTIM.com, Samarinda - Ketua Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Kaltim tahun anggaran 2017, Sapto Setyo Pramono mengusulkan kepada pimpinan DPRD Kaltim untuk membentuk pansus perihal proyek multiyears contract (tahun jamak).
Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan hasil laporan kerja Pansus LKPJ, pada Selasa (21/8) lalu. Menurut Sapto, usulan tersebut cukup beralasan mengingat tahun ini adalah masa terakhir pengerjaan sejumlah proyek MYC seiring dengan berakhirnya masa Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Baca: Dermaga Pantai Harapan Bontang Akan Segera Dibangun
“Kita meminta kepada pimpinan DPRD untuk membentuk Pansus proyek MYC untuk mengevaluasi seluruh proyek-proyek tersebut,” katanya.
Pertimbangan lain, kata dia, karena Pansus LKPj masa kerjanya terbatas. Selain untuk memantau dan mengawal rekomendasi serta menghindari implikasi hukum dan politik akibat proyek MYC yang tidak selesai tepat waktu.
Menurut Sapto, pansus MYC nantinya dapat memonitor dan mengawal rekomendasi Pansus LKPj 2017. Kemudian mengkaji kemungkinan hukum dan kebijakan Pemprov di bawah Gubernur baru tentang penganggaran proyek MYC jika tidak selesai pada akhir 2018.
“Kalau pansus itu tidak dibentuk, kami minta pimpinan DPRD Kaltim melayangkan surat ke BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Kaltim untuk audit investigasi terhadap seluruh proyek MYC,” jelasnya.
Dalam hasil monitoring ke sejumlah proyek MYC, diketahui progres proyek tak sejalan dengan realisasi keuangan proyek.
Di antaranya, pembangunan jalan tol Samarinda-Balikpapan Seksi 1 di Segmen 1 yang progres fisiknya sudah mencapai 100 persen, namun realisasi keuangan baru mencapai 89,45 persen atau Rp 288,33 miliar. Sedangkan, seksi 1 Segmen 2 progres fisiknya 92,92 persen, namun realisasi keuangan 85,73 persen atau Rp 204,27 miliar. Lalu, seksi 1 Segmen 3 yang progres fisiknya mencapai 92,24 persen dan realisasi keuangan 85,27 persen atau Rp 270,97 miliar. Kemudian, seksi 1 Segmen 4 progres fisik 76,52 persen, realisasi keuangan 62,58 persen atau Rp 171,22 miliar. Adapun untuk seksi 1 Segmen 5 progres fisik 60,80 persen, realisasi keuangan 55,91 persen atau Rp 153,003 miliar.
Selain itu, proyek pembangunan Jembatan Mahakam IV Samarinda, berdasarkan temuan di lapangan progres fisik bentag tengah baru mencapai 73,96 persen, sedangkan realisasi keuangan 58,96 persen atau Rp 105,37 miliar.
Sementara untuk sisi pembangunan Jalan Pendekat Sisi Samarinda Kota Jembatan Mahakam IV, progres fisiknya sudah 87,93 persen dengan realisasi keuangan 75,65 persen atau Rp 170,86 miliar. Sedangkan, untuk pembangunan Jalan Pendekat Sisi Samarinda Seberang Jembatan Mahakam IV yang progres fisiknya sudah mencapai 79,28 persen dengan realisasi keuangan 53,20 persen atau Rp 120,70 miliar.
Baca: Melalui Paripurna, DPRD Kaltim Setujui Pengunduran Diri Gubernur
Progres MYC lainnya, yakni pembangunan konstruksi Runaway Bandara APT Pranoto Samarinda progresnya sudah mencapai 93,63 persen. Dengan realisasi keuangan Rp 87,55 persen atau Rp 627 miliar.
Kemudian, proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Maloy, Pansus mendapati proyek di Kutai Timur itu progres fisiknya baru mencapai 77,19 persen. Sementara realisasi keuangan 65,05 persen atau Rp 96,39 miliar.
Terakhir, pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku di Sekerat, Kutai Timur. Progres fisik proyek MYC itu baru mencapai 88,60 persen dengan realisasi keuangan 70,14 persen atau Rp 103,50 miliar.
Menurut Sapto semua proyek tersebut harus tuntas hingga akhir 2018 ini. Namun, dari total proyek tersebut masih ada sisa kekurangan pembayaran di tahun ini sebesar Rp 450 miliar. Namun, dana yang tersedia baru Rp 152,78 miliar. Masih kurang Rp 297,22 miliar yang harus dianggarkan pada APBD- P 2018. (adv)
Video Semarakkan HUT RI ke-73, Henry dan Etha Gelar Lomba Panjat Pinang
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !