EKSPOSKALTIM, Sidoarjo - Di Desa Kedung Benteng, Tanggulangin, Sidoarja terdapat puluhan pria mempunyai istri lebih dari satu (Poligami). Tak ayal, di desa ini pun dijuluki sebagai kampung poligami.
Kepala Urusuan Kesejahteraan Rakyat Desa Kedung Banteng, Sukatib mengatakan, tahun 1990-an silam, tercatat 20 orang pria di Jalan Wayo yang melakukan poligami.
"Tidak ada yang sampai melakukan perceraian, kehidupan mereka tetap rukun. Namun, saat ini sudah tidak ada karena banyak yang sudah meninggal," kata Sukatib saat dihubungi detikcom, Selasa (17/10/2017).
Seiring perkembangan zaman, menurut Sukatib, sudah tidak ada lagi warga di Jalan Wayo yang melakukan poligami. "Sekarang tinggal anak-anaknya, tidak ada yang melakukan poligami," ujarnya.
Budaya poligami yang pernah subur di kampung ini, hingga diabadikan menjadi nama jalan, yakni Jalan Wayo. Nama itu diambil dari kata Wayuh yang dalam bahasa Jawa berarti mempunyai istri lebih dari satu.
Baca juga: Menteri ESDM kaget harga LPG 3 Kg di Kalsel Capai Rp34.000
Tokoh masyarakat Desa Kedung Banteng Ipni Hidayat (50) menjelaskan, Jalan Wayo ini ada sejak puluhan tahun silam. Menurut dia, pemberian nama jalan ini dilakukan secara spontan oleh para pemuda desa kala itu.
"Memang ada beberapa warga yang menikah lagi, tapi secara diam-diam, istilah Jawanya Wayuh," ungkapnya.
Nama jalan ini, tambah Ipni, memang sempat menimbulkan pro dan kontra di kalangan warga setempat. Dengan alasan sudah berlangsung lama dan terlanjur terkenal, sebagian besar warga memilih untuk mempertahankan nama tersebut.
Jika berkunjung ke kampung ini, akan mudah untuk menemukan Jalan Wayo. Papan nama jalan sepanjang sekitar 300 meter itu masih terpasang hingga saat ini. Meski kondisinya sudah tidak terawat.
"Akhirnya dipertahankan untuk memudahkan warga turun dari angkutan desa," tandasnya.
VIDEO: Iklan Pesta Adat Pelas Tanah 2017 Kutai Timur
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !