EKSPOSKALTIM, Mahulu - Menjalankan tugas dan kinerja kepolisian di daerah berkembang yang memiliki sarana dan prasana penunjang lebih memadai, tentu effort (upaya) kerjanya berbeda dengan berada di daerah otonom baru yang notebene segala fasilitas pendukung yang ada masih terbilang terbatas.
Seperti halnya yang terjadi pada Kapolsek Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), dalam menangani kasus dan memberi pelayanan rutin kepolisian segalanya masih dikerjakan secara manual.
Kapolsek Long Bagun, AKP Rahmat Hadi F, mengatakan bahwa minimnya fasilitas berupa alat pemadam dan alat komunikasi maupun GPS (Global Positioning System), membuatnya harus kerja lebih ekstra dengan fasilitas seadanya.
Menghadapi kasus kebakaran hutan misalnya, pihak kepolisian sektor ini dibantu dengan TNI harus memadamkan api dengan menggunakan cara manual, yakni menimba air menggunakan ember di sungai mahakam untuk memadamkan api tersebut.
"Kalau berbicara fasilitas ya masih sangat minim sekali bahkan masih jauh dari kelayakan. Salah satu contohnya saat kami dihadapkan dengan kasus pembakaran hutan, kami mencari sumber api dengan cara manual, karena kami tak memiliki GPS yang dapat mendetesi lokasi apalagi jaringan yang belum memadai," kata Kapolses belum lama ini, Selasa (11/10/16).
Bukan hanya itu, areal jalan yang sulit di tempuh membuat jangkauan pun semakin tebatas. Kendati demikian kata Rahmat (akrab ia disapa), semua keterbatasan ini tidak menjadi penghalang untuk memasikmalkan pelayanan dan menjalankan tugasnya sebagai pengayom masyarakat.
"Dengan fasilitas minim dan akses transportasi yang terbatas, kami tetap melakukan pelayanan semaksimal mungkin, baik itu menangani kasus atau sosialisasi secara preventif dan Quick Respon dalam melayani laporan masyarakat, untuk menciptakan kondisi aman terkendali di wilayah hukum Polsek Long Bagun pada khususnya," tukasnya. (ADV)








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !