EKSPOSKALTIM, Sangatta - Pemerintah Kabupaten Kutai Timur tengah menangani banjir yang melanda tujuh desa. Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyebut koordinasi dilakukan sejak laporan pertama masuk pada Minggu malam.
“Kemarin kita sudah menggelar rapat dan tim sudah bergerak melakukan koordinasi di Kecamatan Muara Wahau, Kombeng, Karangan, dan Bengalon,” ujarnya di Sangatta, Senin (8/12), dikutip dari ANTARA.
Ia mengatakan penanganan terus berjalan sambil pemerintah daerah memantau situasi dari Kodim 0909/KTM. Perubahan kondisi hulu sungai disebut menjadi salah satu pemicu banjir.
“Kita tahu di daerah hulu ada penggundulan, status hutan berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit,” tegasnya.
Ardiansyah berharap banjir kali ini tidak berkembang menjadi bencana yang lebih besar. “Mudah-mudahan tidak sejauh itu. Selama ini kita hanya menghadapi banjir, bukan banjir bandang seperti di daerah lain,” katanya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kutim, Muhammad Naim, mengatakan beberapa kecamatan sudah mulai surut. Namun tujuh desa di Muara Wahau masih terendam.
“Tujuh desa tersebut yang terendam yakni Muara Wahau, Nehes Liah Bing, Jak Luay, Long Wehea, Dabaq, Diaq Lay, dan Bea Nehas,” katanya.
Menurut dia, banjir terjadi setelah hujan berintensitas tinggi sehingga Sungai Wahau meluap dan menggenangi pemukiman warga. “Ketinggian air terus naik karena hujan di sana masih turun. Evakuasi belum ada laporan. Kalau tidak ada perkembangan, besok pagi tim BPBD akan turun ke lokasi,” jelasnya.
BPBD juga memantau peringatan cuaca dari BMKG untuk mengantisipasi potensi hujan lebat di wilayah Kutim.


