
Bontang, EKSPOSKALTIM – Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap diprioritaskan untuk anak sekolah. Meski siswa sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL), makanan yang dibagikan bisa dibawa pulang untuk mereka.
Agus Haris menekankan MBG bukan untuk tenaga pendidik. Namun jika ada sisa, guru diperbolehkan mengonsumsinya.
“Daripada mubazir, guru saja yang makan. Kalau siswa mau bawa pulang juga gapapa, tapi prioritas utama tetap muridnya, kecuali kalau ada kesepakatan internal ya,” ujarnya, Sabtu (23/8).
Pemkot Bontang menetapkan 16 dapur penyedia MBG di tiga kecamatan. Penyaluran ditargetkan merata pada 2025. “Secara keseluruhan penyaluran MBG kepada siswa ditargetkan di tahun ini,” tegasnya.
Saat ini baru tiga dapur yang aktif, sementara lainnya masih tahap persiapan yayasan dan verifikasi. Agus menyebut sebelum awal 2026, semua murid di Kota Bontang harus sudah terjangkau program MBG.
Pemkot juga telah memetakan data operasional setiap wilayah untuk memudahkan distribusi. “Sekarang semua murid sudah terpetakan dan memiliki data masing-masing. Untuk memudahkan, MBG sudah punya data daerah operasionalnya masing-masing,” jelasnya.
Menurut Agus, pemerintah provinsi menargetkan setiap daerah membangun dapur MBG dengan APBD. Namun di Bontang, pengelolaan masih menggunakan anggaran swasta. “Belum ada, masih menggunakan anggaran mereka sendiri. Saat ini masih fokus ke anggaran swasta,” katanya.
Ia menambahkan, pengelolaan dana MBG diatur pemerintah pusat melalui yayasan provinsi. Pemkot hanya memfasilitasi dan mengarahkan yayasan dapur di Bontang. “Sekarang masih proses penyelesaian yayasan dulu. Dana masuk melalui yayasan lalu ke MPGI,” ucapnya.
Agus memastikan ada 16 target dapur MBG di Bontang. Masing-masing dapur memiliki yayasan penyalur dana, meski beberapa masih dalam pengerjaan dan penyelesaian fisik.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !