
Berau, EKSPOSKALTIM – Polisi dibuat kebingungan dengan pengakuan Julius (34), pria yang menghabisi istri hamil dan dua anaknya di Kampung Punan Mahakam, Kecamatan Segah, Berau, Minggu (10/8) pagi.
Kepada penyidik, Julius berulang kali menyebut “One Piece” sebagai alasan tindakannya. Ia bahkan mengaku dimarahi “One Piece” hingga nekat menghabisi nyawa keluarganya.
“Saya tidak memiliki syarat dalam kehidupan One Piece. Saya dimarahi One Piece. Iya (bunuh anak dan istri karena One Piece),” ucapnya dalam rekaman video yang diterima media ini.
Pengakuan itu ia ulangi saat perjalanan menuju Polres Berau dengan tangan diborgol di kursi belakang mobil polisi. Menurut Julius, jika ia tak menuruti “maunya One Piece”, maka “seperti memberikan minuman di botol, akan habis”.
“Memang tak boleh One Piece, saya akui memang tak boleh One Piece,” katanya lagi.
Pernyataan yang tak masuk akal ini membuat polisi kesulitan mengungkap motif sebenarnya.
Kepala Humas Polres Berau, AKP Ngatijan, membenarkan pria dalam video itu adalah Julius. “Menurut keterangan warga, tidak ada gangguan jiwa. Dugaan sementara motifnya cekcok rumah tangga,” ujarnya.
Untuk memastikan kondisi mentalnya, Julius kini dirawat di RSUD Abdul Rivai dan pemeriksaan masih ditunda karena berada di poli kejiwaan.
Kronologi berdarah
Tragedi terjadi sekitar pukul 07.00 WITA. Ayah Julius, PL (63), mendengar benturan keras dari rumah anaknya. Saat masuk, ia mendapati menantu dan dua cucunya bersimbah darah.
Istrinya, NO (32), tergeletak di depan kamar mandi. Dua anaknya, NJ (5) dan NS (4), tak berdaya di kamar. Julius masih berada di dalam rumah yang bersebelahan dengan PL itu.
PL segera memanggil warga untuk mengamankannya. Ketiga korban dibawa ke puskesmas, tapi NO meninggal di lokasi. NJ dan NS menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan ke fasilitas kesehatan.
Hasil pemeriksaan polisi, NO mengalami luka tusuk di perut dan tebasan di leher. NJ luka di kepala dan ibu jari putus, sedangkan NS menderita luka di kepala, tangan, dan punggung.
“Korban meninggal di tempat akibat luka parah, dua anaknya meninggal di perjalanan,” kata Ngatijan.
Menurut penyelidikan, Julius dan NO kerap bertengkar. Sebelum kejadian, mereka kembali cekcok. NO disebut sering meminta cerai dan didukung ayahnya karena tak tahan ancaman suami.
“Setiap bertengkar, pelaku sering mengancam akan memarangi istrinya,” jelas Ngatijan.
Sehari setelah penangkapan, rumah sakit mengonfirmasi NO tengah hamil enam bulan saat dibunuh.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !