11 September 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Kaltim Ajukan 17 Warisan Budaya Tak Benda: Hudoq hingga Amplang


Kaltim Ajukan 17 Warisan Budaya Tak Benda: Hudoq hingga Amplang
Tarian Hudoq yang digelar tiap tahun saat musim tanam padi di Kampung Tukul, Kabupaten Kutai Barat, Kaltim, Minggu (15/11). Tarian ini dikhawatirkan hilang jika masyarakat meninggalkan tradisi berladang. Foto: Kompas

Samarinda, EKSPOSKALTIM – Kalimantan Timur kembali mengajukan 17 karya budaya untuk ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan RI.

Langkah ini dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan resmi atas kekayaan budaya daerah.

“Ini bagian dari komitmen kami agar kekayaan intelektual dan tradisi masyarakat Kaltim terlindungi dan diakui negara,” ujar Kabid Kebudayaan Disdikbud Kaltim, Sih Sudiyono, Selasa (29/7).

Pengajuan mencakup beragam kategori: seni pertunjukan, kuliner, kerajinan, hingga adat istiadat. Beberapa yang diusulkan antara lain Hudoq Kawit dan Nemlaai dari Mahakam Ulu, Tari Topeng Penembe dan tradisi Beseprah dari Kutai Kartanegara, Sulam Tumpar dari Kutai Barat, serta kuliner khas seperti Amplang dan Bubur Peca dari Samarinda.

Setiap usulan wajib disertai naskah akademis lengkap, termasuk sejarah, filosofi, bentuk pelestarian, dan profil pelaku budaya. “Tradisinya harus hidup minimal 50 tahun dan dibuktikan dengan dokumentasi tulisan, foto, atau video,” jelas Sudiyono.

Ia mencontohkan permainan tradisional Belogo dari Paser yang telah lebih dulu ditetapkan sebagai WBTB karena keunikannya dan masih lestari di masyarakat.

Disdikbud Kaltim juga aktif melibatkan generasi muda. Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah menjadi andalan untuk mengatasi minimnya guru seni dan menanamkan kecintaan budaya sejak dini.

“Kami juga rutin adakan lomba, peringatan hari bersejarah, sampai pelatihan penulisan budaya. Budaya tidak cukup dilestarikan, tapi juga harus dikenalkan dan diwariskan,” pungkasnya.

Reporter : ANTARA    Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0