EKSPOSKALTIM.com, Bontang - Pemberian Imunisasi Campak Measles dan Rubela (Vaksin MR) kepada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun masih mengalami banyak kendala. Pasalnya, banyak orang tua anak yang menolak akibat fatwa halal dan haram serta irformasi hoax di media sosial terkait adanya anak meninggal akibat vaksin MR.
“Pemberian vaksin ini merupakan program nasional, maka seharusnya semua anak di Bontang mendapat vaksin MR agar Bontang terbebas dari campak dan rubela,” ujar Bahauddin Plt Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Bontang (Dinkes-KB), belum lama ini.
Baca juga: Lewat BPNT, Dinsos-P3M Bontang Terus Wujudkan Kepedulian ke Masyarakat
Kata dia, program nasional tersebut bisa terealisasi dengan cepat jika seluruh elemen masyarakat mendukung. Sehingga pelaksanaannya bisa selesai dalam waktu singkat. Namun, masih ada beberapa kelompok yang menolak untuk divaksin.
“Kalau mereka (orang tua, Red.) mau, dua sampai tiga hari bisa langsung selesai. Kami kesulitan karena populasi anak usia 9 bulan hingga 15 tahun rata-rata di sekolah mencapai 70 persen,” ungkapnya.
Lanjut dia, apabila masih ada yang menolak, pihaknya tidak bisa memaksa. Tetapi, jika salah satu dari mereka sakit, maka Diskes-KB juga yang akan direpotkan untuk mencari obatnya. Seperti kasus difteri yang obatnya cukup mahal dan dibatasi setiap daerah.
“Apalagi, jika dari mereka ada yang terkena virus dan menularkan kepada yang lainnya. Makanya kami mohon dimengerti kesulitan kami,” beber dia.
Tahun 2020 merupakan target eliminasi virus campak dan rubela. Sedangkan jika capaian imunisasi MR di satu daerah baru mencapai 80 persen, maka masih terbilang rawan. Karena batas maksimal capaian imunisasi yaitu 95 persen yang bisa dikatakan aman.
“Vaksin MR ini juga hanya sekali seumur hidup dan tahun depan belum tentu ada program vaksin gratis lagi,” terangnya.
Baca juga: UMP Kaltim 2019 Dipatok Rp 2,8 Juta, Diteken Gubernur Awal November
Ia menambahkan, pihaknya memiliki target jumlah anak usia 9 bulan hingga 15 tahun yang divaksin sebanyak 48.024, Namun, hingga Selasa (23/10/2018) lalu, baru 27.335 anak yang sudah divaksin. Tersisa 20.689 anak yang belum mendapatkan vaksin MR.
"Program ini tahap kedua, karena program vaksin MR itu seharusnya sampai September saja. Tetapi karena masih rendah capaiannya, makanya kami perpanjang hingga 31 Oktober,” jelas
"Dari pusat menargetkan Bontang harus mencapai 95 persen agar bisa mencegah penyebaran dua penyakit berbahaya tersebut, namun kami baru mampu mencapai 56,9 persen,"tutupnya. (adv)
Video EKSPOS TV: Masuk Nominasi Penghargaan, Program Detektif Cekatan PT KNI Dinilai Tim CSR Kemensos RI
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !