EKSPOSKALTIM, Samarinda - Puluhan orang yang mengatasnamakan diri, Aliansi Hari Tani Nasional 2017 mendatangi Karang Paci, sebutan Gedung DPRD Kaltim, Selasa, (26/9) pagi. Mereka membawa spanduk yang bertuliskan "Tolak perampasan lahan petani oleh PT PKU-1"

Gabungan Mahasiswa, Buruh dan Petani ini ingin bertemu dengan para wakil Rakyat, untuk menyampaikan aspirasi. Yaitu, tentang keluhan terhadap aktivitas pertambangan, di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Rombongan ini datang sekira pukul 10 pagi. Mereka dihadang puluhan brigade polisi dari Polrestabes Samarinda, di depan pintu gerbang Karang Paci.

Dalam orasinya, mereka mengkritik kebijakan pertambangan di Kaltim, yang menurutnya telah menggerus keberadaan kaum petani.

"Stop merampas lahan petani. Petani kena imbas pertambangan. Tanah petani rusak. Lahan menyempit petani menjerit," seru Koordinator Aksi, Dodi Prabowo. Sebanyak 7 tuntutan yang disampaikan.

Di antaranya, mewujudkan Reforma Agraria sesuai UUPA No. 5 Tahun 1960. Stop kriminalisasi terhadap petani miskin. Lawan keterlibatan militer (TNI/Polri) dalam perampasan lahan petani.

Kembalikan kebun dan lahan petani yang dirampas. Kemudian, berikan rehabilitasi pada lahan yang ditinggalkan oleh perusahaan. Berikan akses distribusi secara lansung pada petani. Mengganti paradigma revolusi hijau dengan pertanian berkelanjutan.

Ia menjelaskan, di Kukar banyak sungai yang sudah tercemar akibat aktivitas tambang. Lahan pertambangan, kata dia, bersebelahan dengan lahan rumah masyarakat yang hanya dipisahkan dengan jalan tambang.

"Aksi ini juga sebagai bentuk keprihatinan kami akan kondisi pertanian di Kaltim. Juga dalam memperingati hari Tani Indonesia, 25 September 2017," ucapnya.

Hingga pukul 11.00, puluhan pedemo masih bertahan di Karang Paci. Mereka ingin menemui para wakil Rakyat di Karang Paci. Meski berusaha masuk menerobos barisan pihak keamanan, namun suasana tetap kondusif.