EKSPOSKALTIM.com, Samarinda -Unjuk rasa gabungan mahasiswa Kalimantan Timur di depan Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Kota Samarinda, Senin (26/2), berakhir ricuh. Ratusan mahasiswa bentrok dengan jajaran kepolisian yang tengah melakukan pengamanan di gedung wakil rakyat itu.
Aksi unjuk rasa mahasiswa yang menyuarakan pembatalan revisi UU Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 (MPR,DPR,DPD,DPRD) dan menolak draf RKUHP terkait pasal hak imunitas yang tengah jadi polemik di DPR RI saat ini, berlangsung sekitar pukul 11.00 Wita.
Awalnya unjuk rasa berjalan tertib. Ratusan mahasiswa berunjuk rasa dengan pengawalan ketat aparat berwajib.
Baca: Direktur RSUD AWS Sebut Cawagub Nusyirwan Terkena Stroke
Mereka diterima oleh dua anggota Komisi I DPRD Kaltim Jafar Haruna dan Yakob Manika yang menemui mereka di depan kantor DPRD Kaltim. Mereka diajak berdialog menyampaikan pendapatnya dengan perwakilan 15 orang mahasiswa. Namun mahasiswa menolaknya. Situasi menjadi panas karena massa memaksa masuk dan menginginkan ketemu langsung ketua DPRD Kaltim M Syahrun.
"Kantor DPRD ini besar kenapa harus 15 orang. Kami minta DPRD bisa menampung kami semua," ujar koordinator aksi, Base Murni.
Akhirnya, mahasiswa membakar ban bekas di depan pintu masuk DPRD Kaltim. Aksi inipun sempat menimbulkan kemacetan di Jalan Teuku Umar. Saat membakar ban inilah mahasiswa dihalangi oleh jajaran Kepolisian.
Mahasiswa membawa bensin dan menyiramkannya ke ban bekas tersebut. Melihat kobaran api menjadi besar, aparat keamanan pun mengambil tindakan berusaha memadamkan. Disinilah bentrokan adu jotos antara ratusan mahasiswa dengan aparat. Situasi yang tidak terkendali karena terjadi aksi dorong-mendorong antara pihak keamanan dengan ratusan mahasiswa.

Mobil water canon dikerahkan untuk membubarkan aksi mahasiswa. (EKSPOSKaltim/Muslim)
Aparat kepolisian terpaksa membubarkan paksa aksi masa tersebut dengan menyemprotkan gas air mata dan pengerahan mobil meriam air tepat di pukul 12.09 Wita.
"Ada 4 anggota kami memgalami luka. 2 wanita. Kami meminta kepolisian bertanggung jawab dan meminta maaf," kata koordinastor aksi, Murni.
Sekitar setengah jam, akhirnya suasana pun kembali kondusif. Wakapolres Samarinda AKBP Rino Eko yang turut hadir di lokasi mengungkapkan, puluhan personil disiagakan untuk mengamankan aksi mahasiswa ini. Menurutnya, bentrokan terjadi disebabkan karena anggotanya berusaha mengamankan aksi yang tidak sesuai aturan.
Baca: Satwa Langka di Kaltim Terancam Punah, Dewan: Ini Tidak Bisa Didiamkan!
“Kami sangat menyayangkan. Berawal dari mahasiswa berniat membakar ban. Anggota kami menghalangi karena protap ancaman dan resiko, karena di depan itu ada anggota DPRD dan yang lainnya, makanya kami ambil tindakan. Saat mengalangi itu, justru anggota (polisi) disiram bensin oleh oknum unjuk rasa,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, unjuk rasa dapat berjalan baik dan seusai aturan dan mekanisme yang diatur oleh UU.
“Jangan sampai melanggar aturan. Kita sejak awal sudah memberikan pelayanan masyarakat, dalam hal ini mahasiswa yang ingin menyampaikan pendapatnya,” ujar mantan Kapolres Kutai Timur ini.
Akhirnya, setelah kondisi berlangsung kondusif para mahasiswa melakukan mediasi dengan anggota DPRD Kaltim sekitar pukul 13.00 Wita dengan menyampaikan aspirasinya. (*)
Tonton juga video-video menarik di bawah ini:
VIDEO: Kampanye Dialogis, Tafadal Disambut Antusias Ratusan Warga di 4 Desa Tellu Siattinge
ekspos tv
VIDEO: Sabu Seberat 43,4 Gram Asal Kaltim Gagal Beredar di Bone
ekspos tv
VIDEO: Bertepatan Imlek, KPU Bone Tolak Tim Umar-Madeng Sampaikan Aspirasi
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !