11 September 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Bontang Mangrove Park, Hutan Eduwisata yang Menyegarkan Jiwa


Bontang Mangrove Park, Hutan Eduwisata yang Menyegarkan Jiwa
Titian ulin Bontang Mangrove Park dengan panjang 2,15 kilometer membentang di hutan mangrove seluas 279 hektare. Foto: ANTARA

Bontang, EKSPOSKALTIM – Semilir angin bercampur aroma payau dan tanah basah langsung menyapa setiap langkah di pintu masuk Bontang Mangrove Park (BMP). Kawasan yang masuk dalam Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur, ini seakan meredam riuh kota dan menggantinya dengan ketenangan.

Jembatan kayu ulin sepanjang 2,15 kilometer membelah rimbunan mangrove, menjadi satu-satunya jalur bagi pengunjung. Kanopi dedaunan yang rapat menciptakan lorong teduh, ditemani suara burung, riak air, dan gesekan daun. Inilah pintu masuk menuju hutan kebanggaan Bontang, bentang ekologis seluas 279 hektare di Jalan Cut Nyak Dien, Bontang Utara.

Sejak diresmikan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni pada 19 Maret 2018, kawasan ini tak sekadar destinasi wisata, tetapi juga ruang belajar alam, benteng pesisir, dan sumber penghidupan masyarakat.

“Kawasan ini adalah wisata yang banyak bersentuhan dengan hutan mangrove. Anak-anak kita bisa belajar banyak tentang alam,” kata Budi Isnaini, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kutai.

Konsep yang diusung jelas: konservasi, edukasi, dan petualangan. Di sepanjang jembatan, papan informasi mengenalkan beragam jenis mangrove, mulai Rhizophora sp, Bruguiera sp, Avicennia sp, Sonneratia sp, hingga Ceriop sp. Kadang pengunjung beruntung bertemu bekantan, monyet ekor panjang, burung madu bakau, gajahan penggala, sampai bangau tong-tong.

BMP juga menegaskan posisi Indonesia sebagai negara dengan hutan mangrove terluas di dunia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat totalnya mencapai 3,36 juta hektare. Namun, ancaman alih fungsi lahan terus mengintai, dari pemukiman sampai kepentingan komersial, yang berisiko menimbulkan abrasi dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Jejaring akar mangrove di BMP menjadi tameng alami penahan ombak, perangkap sedimen, sekaligus penyaring limbah organik maupun kimia. Manfaat ekologinya berjalan beriring dengan manfaat ekonomi. Riset Rina Marsela Safitri dan tim menaksir nilai ekonomi BMP mencapai Rp6,47 miliar per tahun. Dari aktivitas wisata saja, kawasan ini bisa menyumbang Rp117,12 juta ke masyarakat dalam tiga bulan.

Tak heran jika warga sekitar menggantungkan harapan pada hutan ini. Dari warung, jasa perahu, hingga usaha kecil lain, BMP membuka peluang ekonomi baru. Kehilangannya akan berdampak pada ekologi sekaligus kesejahteraan.

Tren terkini justru menggembirakan. Penelitian Eko Harjanto tahun 2019 menunjukkan tutupan mangrove di BMP meningkat dari 84,67 hektare pada 2002 menjadi 189 hektare pada 2018. Kini, luasnya sudah 279 hektare, terdiri dari 211 hektare mangrove primer dan 68 hektare sekunder.

Keberhasilan itu menarik perhatian anggota Komisi IV DPR RI. Dalam kunjungan baru-baru ini, mereka melihat langsung cara BMP dikelola. Gotong royong pemerintah, perusahaan, dan masyarakat disebut menjadi kunci.

“Ini contoh keren kolaborasi yang berhasil. Harusnya model seperti di Bontang ini bisa ditiru di tempat-tempat lain di Indonesia,” puji Wakil Ketua Komisi IV DPR, Panggah Susanto.

Menurut Kepala Balai Taman Nasional Kutai, Syaiful Bahri, dukungan pemerintah daerah dan mitra perusahaan membuat BMP berkembang pesat. Dampaknya terasa: destinasi naik pamor, ekonomi warga bergerak, dan alam tetap terjaga.

Meski begitu, tantangan masih ada. Penebangan liar dan risiko kebakaran menjadi ancaman nyata. Berbagai upaya dilakukan, dari penegakan hukum sampai memperluas program ekowisata. Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud bahkan menggagas penanaman pohon Paulownia, spesies cepat tumbuh penyerap karbon sekaligus bernilai ekonomi.

Bontang Mangrove Park membuktikan bahwa melestarikan alam bisa berjalan seiring dengan menyejahterakan masyarakat. Menjaga hutan ini berarti menjaga ketenangan akal, sekaligus masa depan kota pesisir.

Reporter : ANTARA    Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0