
Bontang, EKSPOSKALTIM – Beras premium diduga oplosan merek Sania dan Fortune masih beredar di sejumlah toko di Kota Bontang. Keduanya merupakan produk PT Wilmar Group dengan kemasan 10–25 kilogram.
Menanggapi temuan itu, Wakil Wali Kota Bontang Agus Haris memerintahkan Satgas Pangan Polres Bontang dan dinas terkait untuk turun langsung ke lapangan dan menarik beras yang terindikasi bermasalah.
“Dinas harus turun ke semua toko atau distributor. Kalau masih ada beras itu, tolong ditarik semua. Tidak ada alasan, karena sudah saya perintahkan,” tegasnya kepada EKSPOSKALTIM, Senin (21/7).
Ia menyebut, penarikan akan dilakukan dalam pekan ini. Rapat koordinasi juga dijadwalkan digelar besok bersama Tim Satgas Pangan untuk menyusun langkah konkret.
“Paling tidak besok mereka koordinasi untuk menentukan langkah konkret, cara penanganan dan penyelesaiannya seperti apa,” ucapnya.
Seorang pedagang di Tanjung Laut Indah membenarkan bahwa kedua merek itu masih dijual dan cukup laris. “Masih dijual ini, banyak juga yang membeli,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut ada 212 merek beras yang terindikasi pengoplosan dan pelanggaran mutu. Salah satunya mencantumkan berat lima kilogram, namun isinya hanya 4,5 kilogram. Ada pula yang menjual beras premium, tapi kualitasnya setara beras biasa.
Merespons isu ini, Polres Bontang bersama Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) telah menggelar sidak dan pembinaan pedagang di Pasar Taman Rawa Indah, 18 Juli lalu. Sidak juga menyasar toko sembako tradisional dan ritel. Hasilnya, dua merek yang disebut Kementan memang ditemukan masih dijual di pasaran.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !