
EKSPOSKALTIM, Bontang - Masa Orientasi Siswa (MOS) dikenal dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru.
Kini hal tersebut dinilai tidak efektif sebagai bentuk perkenalan sekolah kepada calon peserta didik baru. Cara yang diterapkan, kini tidak sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utama dari kegiatan MOS.
“Sekarang tujuan dari MOS itu sendiri mulai bergeser. Awalnya kan dari memperkenalkan sekolah, memperkenalkan aturan sekolah, bentuk organisasinya, budi pekerti, dan elemen-elemen yang ada disekolah tersebut. Tapi sekarang apa, malah disuruh pake topi aneh-aneh, pake tas dari karung, juga kaos kaki yang berbeda kiri dan kanan, malah hal yang tidak berguna,” kata Sunarya, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Disdik Bontang, Senin (11/07/2016).
Tonton Video Berikut : Polres Bontang Gelar Upacara Kenaikan Pangkat
Dia menilai, kegiatan MOS yang telah berjalan selama ini dikenal tidak seluruhnya menciptakan dampak yang negatif. Hanya saja, ia menilai proses pelaksanaannya yang tidak tepat, terutama bagi pelaku yang melaksanakannya.
“Ya, sebenarnya punya tujuan bagus, yang jadi persoalan hanya pelaksanaannya yang seluruhnya dilaksanakan oleh pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Harusnya jika tetap guru yang membimbing, tidak akan sampai menimbulkan kegiatan yang tidak perlu dilakukan. Hanya disitu letak kesalahannya,” jelasnya.
Sekedar informasi, MOS sudah menjadi budaya di dunia pendidikan. Maka lazim dijumpai hampir di tiap sekolah, mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi. Tak pandang itu sekolah Negeri maupun Swasta, semua menggunakan cara itu untuk mengenalkan almamaternya pada siswa barunya.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !