EKSPOSKALTIM.com, Bone - Tindak penganiayaan yang dilakukan oknum Satpol PP Bone, Sulsel, terhadap Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Bone Andi Takdir dan pemuda bernama Zulfikar, menuai kecaman dari sejumlah pihak.
Senin 25 Desember 2017 pagi tadi, ratusan warga yang terdiri dari penggiat LSM, Mahasiswa, dan masyarakat menggelar unjuk rasa di Bundaran Tugu Jam, Kota Watampone, sebagai bentuk kecaman atas tindak penganiayaan tersebut.
Mengatasnamakan forum pemerhati aksi penganiayaan oknum Satpol PP terhadap Andi Takdir dan Zulfikar, demonstran mendesak kepolisian untuk segera menangkap oknum Satpol PP yang terlibat dalam penganiayaan.
Mereka juga mendesak pihak instansi Satpol PP untuk menindak anggotanya yang terlibat agar dipecat. Pun instansti Satpol PP dituntut memperbaiki proses prekrutan anggota.
Korlap aksi, Adi, menuturkan bahwa aksi damai ini dilakukan untuk menekan pihak kepolisian untuk segera memproses kasus penganiayaan tersebut.
“Jika tidak ditindaklanjuti, kami akan terus melakukan aksi sampai tuntutan kami dipenuhi,” tegas Adi, saat ditemui awak media di sela-sela aksi.
Sementara itu, Wakapolres Bone Kompol Dodik yang hadir di tengah-tengah unjuk rasa berjanji segera menindak lanjuti laporan itu.
"Saya selaku wakapolres bone yang mewakili kapolres akan menindak lanjuti laporan tersebut dan hari ini kita ada agenda yaitu pemeriksaan terhadap pelapor dan para saksi," terangnya.
Aksi ini berlangsung kurang lebih dua jam dan berjalan dengan kondusif dengan pengawalan aparat Polres Bone.
Seperti diberitakan, tindak penganiayaan yang dialami Ketua PPDI Bone Andi Takdir itu terjadi pada Sabtu malam (23/12), di Lapangan Merdeka, Kabupaten Bone.
Kejadian itu bermula saat Polisi Pamong Praja (Pol-PP) hendak membubarkan sekelompok pemuda yang sedang berlatih menari dengan alasan mengganggu ketertiban.
Andi Takdir yang membela pemuda ini, menyulut emosi aparat Satpol PP yang berujung pada tindakan pengeroyokan terhadap dirinya.
Sementara, tindak penganiayaan yang dialami Zulfikar itu terjadi di malam yang sama dengan penganiayaan dialami Andi Takdir.
Saat itu, Zulfikar bersama temannya sedang duduk di tangga podium Lapangan Merdeka. Tiba-tiba, aparat Sapol PP pun datang dan melihat botol minuman dekat tangga tak jauh dari posisi Zulfikar dan temannya.
Pol-PP ini pun menarik dan memaksa Zulfikar membuka baju. Zulfikar yang menolak dibukakan bajunya itu membuat Pol PP ini kesal hingga terjadilah pemukulan secara berama-ramai itu.
Tonton juga video-video menarik di bawah ini:
VIDEO: Cycling Tour Semarakkan Erau Pelas Benua Kota Bontang
ekspos tv
VIDEO: Diskominfotik Bontang Dapat Kunjungan dari Komisi Informasi Kaltim
ekspos tv
VIDEO: Pembukaan Pesta Laut Bontang Kuala 2017
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !