EKSPOSKALTIM.COM - Indonesia sejatinya adalah penguasa energi. Hampir semua jenis energi tersedia di negeri ini. Baik energi terbarukan maupun tak terbarukan. Rakyatnya pun tak pernah kehabisan akal. Energi alternatif terus diciptakan. Seperti halnya Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif.
DIMAS. Begitu panggilan akrab mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Minyak dan Gas (STT Migas) Balikpapan, Mochamad Dimas Aryno Irlangga. Ia merupakan mahasiswa jurusan D3 Teknik Pengolahan Migas (TPM).
Kampus Merah –julukan STT Migas– dipilihnya lantaran ia jatuh hati dengan bidang energi. Baginya, berkarir di bidang energi sama dengan berbakti kepada negeri. Karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari energi.
Keinginannya tidak bertepuk sebelah tangan. Pertengahan 2016, dia ditawari Kepala Laboratorium STT Migas Subagjo ambil bagian dalam penelitian energi alternatif. Dosen pensiunan Pertamina RU V Balikpapan itu ingin membuat bahan bakar dari plastik.
Dimas diyakini mampu melaksanakan missi tersebut. Tawaran yang langsung disambarnya tanpa berpikir panjang. Menurutnya, ilmu bisa didapat dari mana saja, bukan hanya dari perkuliahan reguler.
"Ini menarik. BBM terbuat dari plastik. Ini baru dalam hidup saya dan tentunya akan menambah pengalaman di bidang perminyakan,” katanya saat ditemui media ini di Laboratorium Perminyakan STT Migas, pekan lalu.
Untuk memuluskan penelitian tersebut, Subagjo lantas membentuk tim khusus. Yang diberi nama; Tim Program Studi (Prodi) TPM. Anggotanya 10 orang. Mereka mulai melakukan penelitian, pengkajian, mencari referensi, hingga melakukan eksperimen pada plastik.
Seluruh kegiatannya dilakukan di luar jam kuliah. Tim butuh waktu tiga bulan untuk bisa menciptakan BBM dari plastik. “Ini tantangannya. Kami dituntut untuk pandai mengatur waktu. Saya sangat menikmati proses ini,” tutur pria berpostur tinggi itu.
Perjuangan Tim Prodi TPM tidak sia-sia. Akhir 2016, tim berhasil menciptakan dua jenis BBM berbahan baku plastik. Mereka memberi nama BBM Mogas RON (research octane number) 91 dan Mogas Alternatif.
Mogas RON 91, kata Dimas, adalah BBM untuk motor-motor yang menggunakan busi. Kualitas Mogas RON 91 lebih unggul ketimbang BBM jenis pertalite. Karena pertalite hanya memiliki RON 90. Sedangkan Mogas Alternatif adalah bahan bakar yang nyaris sama dengan BBM jenis premium. Kedunya memiliki RON sama, yakni, 88. Tetapi, dia menegaskan, bahan baku Mogas Alternatif dari plastik. Sedangkan premium, murni berbahan baku minyak mentah.
Mogas Alternatif juga digunakan sebagai bahan bakar sepeda motor, generator set (genset) atau chainsaw. “Mogas sendiri memiliki arti motor-gasoline,” jelasnya.
Diketahui, secara resmi STT Migas telah me-launching Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif pada Desember 2016 silam.
***
Tidak semua jenis plastik bisa dioleh menjadi BBM. Kata Dimas, hanya plastik “berkulit” tebal yang bisa digunakan. Seperti botol-botol minuman mineral, oli, dan shampo. Karena plastik tersebut mengandung parafin yang berkualitas tinggi.
"Kami mendapatkan plastik dari pengepul di kawasan Balikpapan dan PPU (Penajam Paser Utara),” terang pria yang akan diwisuda pada November ini.
Alat untuk menghasilkan Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif, tim melakukan penyulingan sederhana menggunakan tabung gas LPG 3 kilogram. Selain itu, ada juga hydrometer, gelas ukur, thermometer, dan tabung kondensor yang telah dilapisi alumunium foil.
Sedangkan bahannya, selain botol-botol plastik, terdapat pula gas alam kondensat yang diambil dari limbah hasil pengeboran minyak bumi, serta Mogas A dan Mogas B (premium). Namun, Dimas enggan membeberkan mengenai Mogas A. Dikhawatirkan akan ada penjiplakan hak karya. “Masih rahasia,” ujarnya.
Cara membuatnya, botol-botol plastik terlebih dahulu dipotong kecil-kecil atau dicacah. Kemudian cacahan-cacahan plastik dibakar di dalam kolom destilasi selama dua jam dengan suhu 300 sampai 400 derajat celcius. Setelah proses pembakaran selesai, plastik yang tadinya keras berubah menjadi uap.
Uap tersebut kemudian masuk ke dalam tabung kondensor. Baru setelah itu, cairan berwarna bening, mirip air jeruk nipis, keluar setetes demi setetes melalui selang kecil. Cairan tersebut ditampung ke dalam gelas ukur. Dimas menyebutnya, cairan limbah plastik.
Cairan itu lalu dicampur dengan gas alam kondensat dan Mogas B. Baru setelah proses pencampuran selesai, Mogas Alternatif tercipta. Warna Mogas Alternatif mirip teh tua. Kalau mau mencium, udaranya harus dikibas-kibas menggunakan tangan. Karena aromanya sangat menyengat. Berbahaya bagi paru-paru.
Sementara Mogas RON 91 di dapat dari hasil blending antara cairan limbah plastik dengan Mogas A dan Mogas B. Mogas RON 91 berwarna kuning bening. Mirip premium. Sama seperti Mogas Alternatif, aroma Mogas RON 91 juga menyengat.
"Tiga sampai lima kilogram plastik bekas, bisa menghasilkan satu liter Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif,” bebernya.
Mogas RON 91 sendiri telah di uji coba. Mogas RON 91 diuji menggunakan sepeda motor sport dan motor matik. Hasilnya, sepeda motor mampu menyala dengan baik dengan tarikan yang stabil.
Sementara Mogas Alternatif dicoba ke mesin chainsaw dan pemotong rumput. Untuk 100 mililiter Mogas Alternatif bisa mengoperasikan sekitar 10 menit. Selain itu, suara mesin juga terdengar lebih halus. “Hasilnya sangat memuaskan dan ramah lingkungan,” akunya.
Harapkan Investor
Di waktu yang berbeda, media ini menemui penggagas Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif, Subagjo, di STT Migas Balikpapan.
Pria kelahiran Jombang, 25 Januari 1959, itu menempuh pendidikan perminyakan di Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (STEM) Akamigas Cepu, Jawa Tengah. Di perguruan-tinggi itu, ia meraih gelar Sarjana Sains Terapan.
Selain sibuk mengurus laboratorium, di Kampus Merah, sebutan STT Migas, Subagjo juga mengajar mata kuliah Pengolahan dan Peralatan Migas, serta Produk Migas.
Setelah sukses membuat Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif, kini mimpi besar tengah dirajut. STT Migas berencana memproduksi mogas-mogas tersebut dengan skala yang lebih besar. Agar penemuan tersebut bisa dinikmati masyarakat luas.
Salah satu syarat untuk mewujudkan mimpi tersebut telah terpenuhi. Beberapa bulan yang lalu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhukam) telah mengeluarkan sertifikat hak paten Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif. Itu artinya, BBM karya Tim Prodi TPM itu telah diakui oleh pemerintah.
Setelah menggengam sertifikat hak paten, pihaknya berencana membangun pabrik. Pabrik yang akan memproduksi Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif dengan jumlah yang besar. Pabrik harapan besarnya STT Migas. Di mana alumnusnya bakal menjadi pemain utama dalam pabrik tersebut.
"Saya tidak selalu berpikir orang-orang asing akan lebih pintar dari pada orang-orang dalam negeri. Saya selalu mengutamakan mahasiswa STT Migas, karena setelah mereka wisuda bukan berarti kami biarkan,” kata pria bertubuh tinggi besar itu di ruang kerjanya. Saat diwawancari, Subagjo tidak sendiri. Dia didampingi Kepala Prodi TPM STT Migas, Yuniarti.
Dia menjelaskan, Mogas Alternatif akan diproyeksikan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Mengingat, Mogas Alternatif memiliki RON yang sama dengan premium. Sedangkan Mogas RON 91 diperuntukan bagi masyarakat menengah ke atas.
"Kami belum memikirkan soal harga. Karena banyak aspek yang harus dipikirkan untuk menentukan harga. Tapi saya optimistis, harga Mogas RON 91 dan Mogas Alternatif bisa lebih ekonomis, mengingat bahan bakunya tidak susah dicari,” tegasnya.
Namun bukan perkara gampang untuk mewujudkan mimpi tersebut. Untuk membangun sebuah pabrik, sebutnya, dibutuhkan dana yang sangat besar. Pihaknya pun belum siap untuk hal tersebut. Oleh karena itu, dia berharap, ada investor yang mau bekerja sama untuk memuluskan rencana tersebut. Baik swasta maupun pemerintah.
"Kami akan selalu membuka tangan bagi instansi-instansi yang mau mengembangkan mogas-mogas ini,” jelas pria berkacamata itu.
Ditanya mengenai nasib Tim Prodi TPM selanjutnya, dia memastikan, tim tersebut bakal terus berjalan. Tim akan terus melakukan analisa dan percobaan, untuk menemukan BBM alternatif lainnya. Dengan tujuan, mengurangi pemakaian energi tak terbarukan.
"Dalam waktu dekat ini, kami akan melakukan riset mengenai grand design biodiesel,” tutupnya.
VIDEO: Iklan Pesta Adat Pelas Tanah 2017 Kutai Timur
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !