EKSPOSKALTIM, Mahulu - Program Sarjana Mendidik di Daerah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal atau yang lebih dikenal dengan program SM3T, menjadi salah satu solusi masalah pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.
Setiap tahunnnya, pemerintah mengirimkan sekitar 3.000 sarjana pendidikan ke daerah-daerah terpencil, terluar, dan tertinggal tersebut untuk memenuhi kebutuhan guru yang masih kurang.
Melalui program ini, pihak Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD), berharap dapat menjamah seluruh wilayah perbatasan dan terpencil, agar memperoleh fasilitas pendidikan yang layak.
Dalam pelaksanannya, Kemendikbud merangkul beberapa Universitas Nasional sebagai penyedia tenaga pendidik,, untuk melakukan pengabdian pada masyarakat di daerah terpencil, terluar dan tertinggal (3T). Salah satunya, Universitas Negeri Makassar (UNM) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Di tahun ini, sebanyak 327 peserta yang tergabung dari berbagai Universitas dengan membawa nama UNM, telah menyebar di berbagai wilayah pelosok Indonesia. Fitra dan Neni Marlina menjadi salah satu tenaga pendidik yang tergabung dalam program SM3T, dan saat ini sedang bertugas di wilayah Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) Provinsi Kaltim.
"Kami disini ada 55 orang peserta tenaga pengajar yang tersebar dilima Kecamatan. Kebetulan kami tugas disini, di Kecamatan Long Bagun. Kalau yang lain ada yang di Long Apari, Long Pahangai, Long Melaham, dan Long Hubung," papar Fitria dan Neni kepada team EksposKaltim, saat ditemui usai mengajar di SMPN 1 Desa Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Selasa (11/10/2016) pagi.
Sesuai dengan namanya, program tersebut memiliki tujuan yang sangat mulia untuk memberikan secercah harapan bagi anak-anak dan masyarakat di daerah 3T, yang memang sangat membutuhkan. Dan tidak hanya itu, dengan adanya program ini, tentunya masyarakat pun akan merasa sangat diperhatikan oleh pemerintah setempat.
"Selama setahun kami mengabdi disini, selama setahun itu pula kami berusaha memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak disini. Kami berharap dapat bermanfaat bagi masyarakat disini,” ujarnya.
“Dapat dibayangkan, mahasiswa dari Bontang misalnya, mengabdi di wilayah yang sama sekali belum mereka ketahui sebelumnya. Tetapi pada akhirnya, mereka dicintai oleh masyarakat dan murid-murid di sana, bahkan dianggap keluarga dengan penduduk setempat. Memang tidak mudah untuk mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak di daerah 3T, diperlukan program seperti SM3T,” tutur Fitra dan Neni Marlina. (*)








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !