
EKSPOSKALTIM, Bontang - Dalam memperingati kematian salah seorang warga toraja yang bertempat di kanaan (Tembus kuburan toraja.Red) melaksanakan pemotongan kerbau yang dikenal sebagai acara Ma' Tinggoro. Senin (26/9/16) siang tadi.
Ma'tinggoro tedong atau pemotongan kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas kerbau dengan parang dan hanya dengan sekali tebas.
Acara pemotongan kerbau ini merupakan tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat tanah toraja yang ada dikota bontang.
"Awalnya tradisi ma’ tinggoro merupakan tuntutan agama atau Aluk Todolo (Ajaran leluhur), tetapi setelah berjalannya waktu tradisi ini tidak lagi dimaknai sebagai tuntutan Aluk tetapi sebagai tatacara untuk membagi kehidupan terhadap orang lain,” kata Sesepuh IKAT Daniel Pati Batujadan saat selesai acara ma’ tinggoro.
Lanjutnya, acara ma’ tinggoro merupakan acara solidaritas yang dilakukan oleh warga toraja yang ada dikota bontang dimana tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat toraja. Dalam acara ini seluruh warga toraja bisa menikmati daging setelah selesainya acara ma’ tinggoro.
“Orang toraja tidak mengenal yang namanya membagi-bagikan uang secara tunai, tetapi orang toraja selalu berbagi dalam bentuk daging,karena itu adalah bentuk solidaritas, ” lanjutnya.
Setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan, biasanya berupa kerbau dan babi sebanyak mungkin.
Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puya.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !