30 Oktober 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Alasan Gubernur Kaltim Desak Pengerukan Sungai Mahakam

Sungai Mahakam, menurut Rudy, sudah hampir 20 tahun tak dikeruk. Ia juga mengutarakan sejumlah perbedaan elementer dengan Kalimantan Selatan. 


Alasan Gubernur Kaltim Desak Pengerukan Sungai Mahakam
Gubernur Kaltim Rudy Masud. Foto: Viva


Balikpapan, EKSPOSKALTIM - Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, mendesak agar pengerukan Sungai Mahakam segera dilakukan. Langkah ini, katanya, jadi kunci utama menekan risiko banjir yang terus menghantui Samarinda dan wilayah sekitarnya.

Hal itu disampaikan Rudy usai bertemu dengan Kementerian Perhubungan, dan kembali ditegaskan di sela kegiatan Gebyar Anugerah Literasi 2025 di Olah Bebaya, Kantor Gubernur, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, penyebab utama banjir adalah pendangkalan di muara Sungai Mahakam. Kedalamannya kini tak sampai empat meter. “Hari ini SWL di muara hanya sekitar 3,8 meter. Jadi meski tidak hujan, saat air pasang kita tetap kebanjiran,” ujar Rudy, dikutip dari RRI

Ia menjelaskan pertemuan air pasang dan curah hujan tinggi membuat air sulit surut. Sedimentasi yang menumpuk dari hulu hingga muara memperparah kondisi sungai. “Sungai Mahakam hampir 20 tahun tidak pernah dikeruk. Padahal sedimentasi terjadi terus menerus,” katanya.

Rudy juga menyinggung perbandingan dengan Kalimantan Selatan yang sudah lebih maju dalam pengelolaan sungai. “Di Kalsel, tongkang 400 feet dengan kapasitas 16.000 ton bisa lewat. Di sini, maksimal hanya 330 feet, sekitar 10.000 ton, karena dangkal,” ucapnya.

Ia menilai koordinasi dengan Kementerian Perhubungan sangat penting. Pemerintah pusat, menurutnya, terkendala anggaran untuk melaksanakan program pengerukan. “Kita perlu mencari skema kerja sama. Bisa saja pusat menggandeng pihak ketiga atau memberi kewenangan kepada provinsi,” jelasnya.

Rudy menambahkan, Wali Kota Samarinda sebenarnya sudah berupaya memperbaiki sistem drainase dan membangun terowongan air, namun tanpa normalisasi sungai, hasilnya tidak akan maksimal. “Samarinda sudah bagus membangun jalur-jalur air, tapi kalau air sungai tinggi, air tidak bisa mengalir keluar,” ujarnya.

Ia menegaskan, jika pengerukan tak segera dilakukan, banjir di Kalimantan Timur akan semakin parah. “Bayangkan, dari Mahakam Ulu sampai Bontang dan Kutim bisa terdampak. Kalau muara tidak dikeruk, banjir itu akan semakin dalam,” tegas Rudy.

Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0