
Jakarta, EKSPOSKALTIM - Eksploitasi seksual anak (child sexual exploitation/CSE) di Indonesia kian mengkhawatirkan. Laporan National Center for Missing & Exploited Children (NCMEC) 2024 mencatat 1.450.403 laporan kasus terkait kejahatan ini.
Temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memperkuat situasi tersebut, dengan 24.000 anak berusia 10–18 tahun terjerat prostitusi dan nilai transaksi mencapai Rp127 miliar.
Merespons kondisi ini, PPATK memimpin penyusunan kajian regional bersama Financial Intelligence Consultative Group (FICG). Kajian melibatkan negara-negara Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Jepang, hingga kawasan Pasifik, dan menghasilkan indikator transaksi keuangan mencurigakan terkait eksploitasi seksual anak. Rekomendasi utama menegaskan pendekatan follow the money sebagai strategi kunci.
Kajian tersebut dipaparkan dalam forum “Multistakeholder Dialogue on Follow the Money: Unmasking Child Sexual Exploitation through Financial Transactions” yang digelar 2 Oktober 2025 di Jakarta. Forum mempertemukan regulator, penegak hukum, perbankan, penyedia layanan finansial, organisasi internasional, hingga aktivis perlindungan anak.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menegaskan, anak-anak adalah kelompok paling rentan menjadi korban. “Karena itulah, follow the money adalah kunci untuk memutus mata rantai kejahatan ini,” tegas Ivan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital RI Nezar Patria mengingatkan ancaman baru di ruang daring. Ia menyoroti munculnya pornografi sintetis berbasis AI hingga nudifying services.
“Literasi digital menjadi pekerjaan kita bersama, sekaligus membangun komitmen karena kejahatan ini berdampak amat merusak bagi generasi penerus,” ujarnya.
Forum juga menghadirkan Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah; Direktur Analisis dan Pemeriksaan II PPATK M. Shalehuddin Akbar; Kanit Direktorat PPA PPO Bareskrim Polri AKBP Dwi Astuti; Deputy Head of Office and AML/CFT Adviser UNODC Zoe Anderton; serta Illicit Finance Policy British High Commission Singapore Bartholomew Oram. Direktur Strategi dan Kerja Sama Internasional PPATK Diana Soraya Noor memaparkan indikator transaksi keuangan sebagai instrumen penting dalam strategi follow the money.
Rekomendasi strategis forum ini menegaskan komitmen lintas sektor untuk melindungi anak sekaligus menutup ruang bagi pelaku kejahatan melalui jalur transaksi keuangan.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !