11 September 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

TAMPIK ASAL MUASAL RUJUKAN, RSUD BONTANG UNGKAP KRONOLOGI PENANGANAN NUR ALIM


TAMPIK ASAL MUASAL RUJUKAN, RSUD BONTANG UNGKAP KRONOLOGI PENANGANAN NUR ALIM
Foto : Rachmaniah Busaeri. Dokter Spesialis Mata RSUD Taman Husada Bontang. (Dok. Eksposkaltim)

EKSPOSKALTIM, Bontang – Dapat sorotan dari keluarga Muhammad Nur Alim penderita tumor otak,  pihak Rumah Sakit Taman Husada Bontang mengungkapkan kronologi penangan medis yang diberikan terhadap bocah 10 tahun tersebut. Pihak rumah sakit ini pun  menceritakan kondisi Nur Alim, saat pertama kali dibawa berobat kerumah sakit ini.

"Dia (Muhammad Nur Alim. Red) datang pada tanggal (25/3/16) dengan mata kabur,dan kepala sering sakit. Jadi dia datang, ya kita periksa visusnya itu  cuma 2 per 60. Dan kemudian kita ukur tekanan bola mata,” ungkap dokter Spesialis Mata RSUD Bontang  Rachmaniah Busaeri saat di temui di ruang prakteknya.

Rachmaniah mengatakan, dengan bola mata yang sangat tinggi, tidak memungkinkan untuk melakukan foto kundus. Jika memaksakan untuk melakukan foto kundus dengan keadaan yang seperti ini, akan membahayakan kedua bola matanya. Karena akan mengakibatkan kebutaan.

“Dengan tekanan bola mata yang kanan 26 milimeter Hg dan yang kiri 23 milimeter Hg. Nah, maka dari itu kami periksa keadaan bola matanya, bola matanya itu selalu melihat keatas  dan tidak bisa melihat kebawah. Jadi kami simpulkan bahwa  matanya terkena Segmen Otorium, atau mata melihat keatas. Kemudian dia memang memiliki pupil cukup besar atau mipilatas. Dengan keadaan bola mata tersebut, kami diagnosis terkena glokoma,” katanya.

Lanjut Rachmaniah, keadaan yang diderita oleh Muhammad Nur Alim pada saat itu terkena glokoma, glokoma adalah tekanan bola mata yang disertai dengan sakit kepala serta mual dan muntah-muntah.

“Glokoma sendiri adalah keadaan seperti tekanan bola mata yang tinggi dan disertai dengan sakit kepala serta ada mual dan muntah. Kemudian kita kasih obat untuk menurunkan tekanan bola mata. Dan Alhamdulillah, sakitnya sudah mulai berkurang. Kemudian kita kasih obat Glokoma, dan Alhamdulillah, turun tekanan bola matanya dan sakitnya sudah mulai berkurang," paparnya.

Ia juga menceritakan, Muhammad Nur Alim datang kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, kemudian pihaknya menganjurkan untuk foto kundus.

“Kemudian mereka datang lagi, dan kami anjurkan untuk  foto kundus. Nah, waktu mau foto kundus ternyata tidak bisa, karena tekanan bola matanya naik. Kalau tekanan bola matanya naik, itukan kita tidak boleh lebarkan bola mata. Takutnya kalau kita lebarkan bola mata dia menekan saraf, jadi akan membuat bola mata itu terdorong kedepan," ungkap Rachmaniah.

“Kalau dia menekan sarafkan lama kelamaan bisa buta, jadi kita tunda sampai keadaan bola matanya normal. Tapi tetap kita kasih obat untuk menurunkan tekanan bola matanya karena over dan sangat tinggi,” lanjutnya.

Setelah tekanan bola mata dari Muhammad Nur Alim turun baru dilakukan foto kundus untuk mengetahui keadaan yang ada di matanya.

“Setelah turun baru kita foto kundus, kita kundus copy, kita lebarkan matanya terus kita foto, dan ternyata keadaan bola matanya mulai dari reflek  kundusnya positif terus pupilnya itu susah kita evaluasi. Tidak bisa  didapat  karena pupilnya itu terus melihat keatas. Jadi untuk mencari – cari itu sangat susah. Nah kemudian yang saya dapatkan itu pembuluh darahnya itu tidak jelas, pembuluh darahnya itu berkelok – kelok," urai Rachmaniah.

Dikarenakan tidak adanya alat MRI di RSUD Taman Husada  Bontang membuat pihak rumah sakit terpaksa merujuk ke Rumah Sakit A W Sjahranie Samarinda

“Kami akui memang alat di rumah sakit ini belum lengkap seperti MRI. Karena itu, kami tidak bisa memeriksa secara terperinci. Karena itulah kami merujuk beberapa pasien kami yang tidak bisa kami periksa ke Rumah Sakit A W Sjahranie Samarinda, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Jadi salah kalau pihak keluarga yang meminta rujukan. Akan tetapi, dari pihak rumah sakitlah yang memberikan rujukan sesuai dengan keadaan yang diderita pasien kami,” cetusnya (*)

Reporter : Ismail    Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0