EKSPOSKALTIM.com Bogor - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan di era ekonomi digital seperti sekarang mengharuskan suatu negara cepat beradaptasi, salah satunya dalam menjual produknya.
Namun saat ini, Indonesia masih lebih banyak menjual produk mentah dibanding dengan produk jadi yang memiliki nilai tambah.
Menurut Darmin, hal itu disebabkan karena Indonesia sangat kekurangan talenta. Yang dimaksud Darmin, adalah para ahli di masing-masing bidang yang bisa menciptakan suatu produk bernilai tambah.
Dia menceritakan, produk buatan Indonesia pada platform e-commerce memang cukup banyak, namun sayangnya belum dioptimalkan dengan baik.
"Ada sejumlah komoditi atau produk tapi harus di proses sedikit banyak, seperti siapa penghasil kayu manis terbesar, yaitu Indonesia, jangan kita ekspor saja, tapi yang dapat untuk banyak negara lain," kata Darmin saat acara Munas Himpunan Alumni IPB di Bogor, Sabtu (16/12/2017).
Menurut Darmin, kayu manis Indonesia akan menghasilkan nilai tambah jika diproses terlebih dahulu untuk dijadikan serbuk. Begitu juga produk lainnya, seperti sarang burung walet dan sebagainya.
"Jadi bukan sekedar mahal, tapi enggak bisa lagi ala kadarnya," tambah dia.
Oleh karenanya, sistem pendidikan di Indonesia juga harus diubah bukan lagi hanya menghafal, melainkan meningkatkan keahlian.
"Kita enggak punya cukup talent, boro-boro programmer, coding saja belum cukup, kita harus merombak pendidikan kita, bukan lagi menghafal, itu penting tapi lebih penting lagi logic," tukas dia.
Tonton juga video-video menarik di bawah ini:
VIDEO: Cycling Tour Semarakkan Erau Pelas Benua Kota Bontang
ekspos tv
VIDEO: Diskominfotik Bontang Dapat Kunjungan dari Komisi Informasi Kaltim
ekspos tv
VIDEO: Pembukaan Pesta Laut Bontang Kuala 2017
ekspos tv








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !