29 Maret 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Bukan karena Rem Blong, Tersangka Tabrak Lari Menyesal


Bukan karena Rem Blong, Tersangka Tabrak Lari Menyesal
Karel Stevi (43) saat di ruang Satlantas Porles Bontang, siang tadi. (Ekspos Kaltim/Fariz)

EKSPOSKALTIM, Bontang- Pelaku tabrak lari, Karel Stevi (43) yang diamankan pada Sabtu (12/8) pagi menyampaikan permohonan maaf kepada para keluarga korban melalui awak media.    

"Suami korban merespon baik dan memahami terjadinya kecelakaan itu terjadi di luar rencana, saya juga sempat nangis menyesal kemarin, " jelas Karel dengan suara pelan di ruang Satlantas Polres Bontang, siang tadi.      

"Saya sempat bertemu dengan keluarga korban lainnya di ruang penyidik saya juga sudah minta maaf," sambungnya sembari menunjukkan luka di lengan kanannya akibat gigitan ular yang ia dapat selama pelarian.   

Sementara musabab kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan S Parman tepatnya simpang RSUD Bontang di Kelurahan Telihan, Bontang Selatan Irawan memastikan bukan karena rem blong.  

Hasil olah TKP besar kemungkinan kuat karena adanya unsur kelalaian dari pengemudi. "Dia (pengemudi) sempat mengerem namun tak dapat mengelakkan tabrakan terjadi, muatan yang dia bawa juga harus sampai hari itu juga," jelasnya.    

Hasil olah TKP lainnya menduga jika rem kendaraan tidak terlalu pakem dan berfungsi maksimal, pengemudi kurang konsentrasi, dan ambang batas kecepatan yang melebihi kecepatan dalam kota.   

Faktor lainnya, yakni posisi jalan menurun dengan lebar sembilan meter serta arus lalin sekitar yang cukup ramai. "Dari bobot muatan kendaraan 3/4 kecepatan mungkin saja dapat bertambah saat turunan, namun kami pastikan tidak ada rem blong, " jelasnya.   

Pasca kejadian ini, langkah antisipasi coba dilakukan dengan mewacanakan penutupan lampu merah simpang kawasan tersebut.  

"Untuk menuju kawasan Bontang Lestari pengguna jalan bisa memutar tidak lagi melalui lampu merah, kami masih mengkaji itu apakah layak atau tidak," papar perwira berpangkat balok tiga itu.   

Pihaknya juga tengah koordinasi dengan Dishub Bontang untuk pemasangan rambu peringatan kurangi kecepatan pada daerah rawan kecelakaan.    

"Selain itu dua bulan belakangan ini kami intensif mengangkat isu ini mengenai bahaya lakalantas terutama di TKP (tempat kejadian perkara) kemarin di forum lalu lintas kota," jelasnya. 

Untuk penangan korban luka, sambung Irawan, sudah dikoordinasikan dengan pihak Jasa Raharja. "Instansi terkait sudah berkerja untuk menangani korban luka," jelasnya.  

Sebagaimana diketahui, hasil olah TKP polisi menyebut kendaraan yang dikemudikan Karel berjalan dari arah Samarinda menuju Bontang dengan kecepatan tinggi.   

Sumber: Satlantas Polres Bontang 

Sesampainya di Jalan S Parman pengemudi tidak dapat menghentikan laju kendaraan. Truk menyeruduk bagian belakang sebelah kiri Avanza KT 1728 LB.

Minibus milik Budi Handoko itu kemudian oleng ke kiri dan menabrak empat unit sepeda motor.    

Yakni, Suzuki Shogun KT 3629 DE, yang ditunggangi Sri Pangesti, Yamaha Mio KT 6253 RI milik Muh Tohir, Yamaha Mio KT 3932 DR milik Abdul Rahman, dan Yamaha Jupiter KT 6753 RW milik Bayu yang berboncengan dengan anak Nur Hafizah Aliyah (3,5) dan istrinya Syarifah Anugerah Wahyuni.   

Nama terakhir mengalami cedera berat di bagian kepala, tangan, dan perut. Meski sempat mendapat perawatan, Syarifah yang sedang mengandung menghembuskan napas terakhir di RSUD Bontang Kamis (10/8) sekira pukul 17.00 sore. 

Dari hasil kalkulasi sementara pihak Satlantas, total kerugian jiwa satu orang serta materil Rp 50 juta.

Baca jugaSembunyi di Semak Belukar, Sopir Kecelakaan Maut Simpang Taman Husada Diancam Hukuman 6 Tahun

Reporter : Fariz Fadhillah    Editor : Benny Oktaryanto

Apa Reaksi Anda ?

0%0%4%0%0%84%0%12%


Comments

comments


Komentar: 0